Salin Artikel

Respons Perusahaan Sikapi Virus Corona: Cek Suhu Tubuh hingga Liburkan Karyawan dari Luar Negeri

Antisipasi dilakukan pemerintah pusat hingga daerah untuk memproteksi wilayah RI.

Tak hanya eksekutif, pihak swasta juga melakukan hal yang sama, terutama di wilayah Jakarta.

Ada perusahaan yang membuat aturan resmi menyikapi virus Corona. Ada pula hanya sebatas imbauan.

Theo, karyawan yang berkantor di Kuningan, Jakarta Selatan, bercerita, perusahaan tempat dia bekerja tengah menggalakan kampanye antisipasi virus Corona.

“Regulasi baru sih enggak, lebih kita menyuarakan campaign ke tindakan pencegahan,” kata Theo saat dihubungi di Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Di kantor Theo, pihak perusahaan menyediakan masker dan hand sanitizer. Namun, karyawan tidak diwajibkan untuk menggunakan.

“Dari Corporate Safety sendiri menyediakan masker dan hand sanitizer. Jadi memang tidak diharuskan, tapi dianjurkan untuk seperti itu,” kata dia.

Kebijakan lain, kata dia, beberapa karyawan yang masih berada di Singapura diminta tidak datang ke Indonesia dulu sampai waktu yang belum ditentukan.

Pasalnya, ada pasien positif Corona di Singapura.

“Jadi ada beberapa yang masih berada di Singapura," ucapnya.

Ade, karyawan perusahaan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan, sejak isu virus Corona muncul, seluruh pegawai diwajibkan menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk kantor pada pagi hari.

Resepsionis akan memeriksa setiap tubuh dengan thermometer gun. Jika suhu menunjukkan lebih dari 37,5 derajat celcius, pegawai tersebut diminta beristirahat di rumah.

"Wajib pakai hand sanitizer sebelum masuk kantor," ucap Ade.

Di dalam kantor, pegawai tidak diwajibkan memakai masker. Namun, mereka diminta memakai masker ketika hendak keluar kantor.

Pihak perusahaan sudah menyiapkan puluhan kotak masker untuk para pegawai.

Hal sama juga dikatakan Desy. Karyawan yang bekerja di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, ini dianjurkan menggunakan masker jika masuk lingkungan kantor.

“Pertama, memang dari lantai bawah sudah disediain masker, masuk lift saja sudah disedian hand sanitizer, sampe atas pun masih disediain masker,” terang Desy.

Untuk karyawan yang sakit batuk atau flu diharuskan memakai masker. Selain itu, beberapa karyawan yang baru kembali dari luar negeri, terutama kawasan Asia, dianjurkan tidak masuk kantor dahulu.

Karyawan tersebut dirumahkan selama 14 hari sebelum diperbolehkan beraktivitas di kantor.

“Kita juga disuruh isi formulir yang disediain kantor. Formulir itu tentang perjalanan kita selama sebulan terakhir. Biar kantor bisa lacak,” kata dia.

Sementara itu, Sani, HRD Manajer perusahaan di daerah Jakarta Barat mengaku, pihaknya membuat sejumlah imbauan untuk karyawan.

“Walaupun virus Corona di Indonesia belum ada, jadi ini jadi jaga–jaga kita saja. Untuk antisipasi,” kata karyawan perusahaan yang bergerak di bidang distributor alat laboratorium ini.

Imbauan tersebut di antaranya bersifat umum seperti memakai masker ketika flu, batuk, demam, sesak nafas.

Karyawan juga diimbau sering mencuci tangan, terutama setelah kembali dari luar kantor.

Adapula imbauan yang bersifat khusus seperti memakai masker ketika bertemu banyak orang di luar kantor.

Kemudian, pegawai diminta tidak keluar kantor pada jam kerja jika tidak ada keperluan mendesak.

Bahkan, ada imbauan agar karyawan melapor kepada HRD jika bersentuhan dengan pihak yang memiliki risiko tinggi seperti warga asal China.

Namun akibat isu Corona, dia mengaku, iklim bisnis di perusahaannya cukup terganggu. Pasalnya, beberapa perjalanan luar negeri ke negara-negara Asia, terutama China dibatalkan.

“Kalau terganggu secara bisnis pasti terganggu. Karena beberapa barang yang kita jual berasal dari (China). Beberapa barang yang harusnya dikirim ke Indonesia jadi tertunda. Kemudian meeting juga terganggu,” kata dia.

Ada pula perusahaan yang tidak membuat aturan atau imbauan khusus kepada karyawannya.

Seperti disampaikan Lusi, pegawai perusahaan di kawasan Sudirman, Jakarta. Di kantornya hanya dipasang pampflet tentang Virus Corona.

"Disediakan hand sanitizer sama masker. Sebatas itu aja," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/14/05400091/respons-perusahaan-sikapi-virus-corona--cek-suhu-tubuh-hingga-liburkan

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke