TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang wanita berbaju hitam terus berteriak hiteris sambil berurai air mata di tengah jalan Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Tangerang Selatan, Selasa (25/2/2020).
Ibu paruh baya bernama Atun itu menjatuhkan tubuhnya setelah mengetahui anak laki-lakinya, Desta (12), hanyut terbawa arus bersama rekannya, Nazar, saat mereka berenang di kali kawasan perumahan itu pada pukul 12.30 WIB.
Teriakan Atun mengundang perhatian warga yang saat itu datang untuk mengetahui kabar tentang hanyutnya dua bocah malang.
Atun terus meronta, kedua kakinya beradu ke pelataran yang kotor di tengah kerumunan orang yang berupaya menenangkannya.
Paman Desta, Adi, terus mencoba menenangkan Atun yang tak kuasa mendengar musibah ini.
"Ini (Desta) ponakan saya yang tercebur. Ini ibunya," kata Adi menunjuk Atun.
Beberapa kali Adi terus mengejar petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan yang saat itu sedang mencatat keterangan dari teman korban.
Adi ingin memastikan kalau satu dari dua anak yang hanyut adalah ponakannya.
"Iya si Desta itu ponakan saya. Umurnya masih 12 tahun," teriaknya kepada petugas.
Sementara Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Tangsel Urip Supriyatna mengatakan, saat ini BPBD telah berkoordinasi dengan pihak Badan SAR Nasional untuk mencari dua anak yang hanyut terbawa arus tersebut.
"Kami juga sudah berkomunikasi dengan Polairud untuk melakukan penyisiran," katanya.
Menurut Supriyatna, petugas BPBD masih melakukan pemantauan dan mendampingi Tim SAR bersama Polairud dalam melakukan pencarian.
"Untuk data sementara yang hanyut saat ini ada dua anak itu," ucapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/25/16515111/jerit-atun-pecah-saat-mengetahui-anaknya-hanyut-terbawa-arus