Idris menegaskan, ia tidak menyebutkan data pribadi pasien positif virus corona seperti nama, alamat lengkap, dan pekerjaan pasien.
"Saya tidak menyebut nama. Saya tidak menyebut alamat lengkap. Sampai sekarang, nama korban saya enggak tahu, tidak ada yang beri tahu saya. Saya cuma tahu inisial," jelas Idris kepada wartawan di Alun-alun Kota Depok, Rabu (3/3/2020).
Idris berkilah, ia hanya membacakan informasi mengenai lokasi perumahan pasien positif virus corona yang ia peroleh dari media sosial.
Ia mengaku, kala itu ia menyebutkan nama lokasi perumahan itu sebagai perbincangan dengan awak media dalam konferensi pers, bukan pernyataan resmi.
"Tanyakan medsos. Saya hanya bertanya waktu itu apa alamatnya benar di sini, wartawan jawab benar alamatnya di situ, disebut. Saya bertanya, awalnya saya ragu, yang saya tahu bukan itu perumahannya, ternyata kata wartawan betul," tutur Idris.
"Memang salahnya saya, saya sebut itu. Tapi itu dari medsos, bukan pernyataan saya," ia menambahkan.
Meski demikian, Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto mengkritik Idris atas hal tersebut.
"Menyebarkan data pribadi seperti alamat rumah malah menjadikan pasien kembali menjadi korban untuk kedua kalinya," kata Damar kepada wartawan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/04/15221951/pembelaan-wali-kota-depok-soal-kritik-terhadapnya-yang-sebut-nama