Salin Artikel

Fakta Lapangan Pengawasan Corona Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pasca-Indonesia Dinyatakan Positif

TANGERANG, KOMPAS.com - Pengawasan terhadap penumpang dari kedatangan internasional kian diperketat setelah Indonesia dinyatakan positif terjangkit virus Corona.

Virus asal Kota Wuhan, China, tersebut membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta harus menambah kembali jumlah petugas kesehatan untuk ditugaskan di tempat pemeriksaan Kedatangan Internasional.

Namun, tidak hanya dari petugas KKP saja. Petugas Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandara Soekarno-Hatta juga bersiaga dan lebih ketat mengawasi WNA yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

Seperti apa ketatnya pengawas masuk penumpang dari Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta, berikut beberapa fakta lapangan yang terangkum Kompas.com.

Tolak kedatangan 17 WNA

Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta mendeportasi 17 warga negara asing (WNA) saat baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta Saffar Muhammad Godam mengatakan, penolakan 17 WNA tersebut berkaitan dengan virus corona yang merebak.

"(WNA) 17 orang yang kami tolak dikarenakan menetap atau mengunjungi dalam waktu 14 hari (di negara lain) sebelum kedatangan ke Indonesia," kata dia saat ditemui Kompas.com di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (4/3/2020).

Godam menjelaskan, penolakan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan.

Sikap terhadap ke-17 WNA tersebut, kata Godam, merupakan hasil penindakan dari kurun waktu 5-28 Februari 2020.

Sedangkan kewarganegaraan dari 17 WNA tersebut datang dengan latar belakang beragam. Sebagian besar berasal dari China.

"Dari berbagai negara tetapi diantaranya banyak warga negara RRT (China)," kata dia.

Meski mendeportasi, Godam mengklaim bahwa tindakan tersebut diambil murni karena Permenkumham No 3 Tahun 2020, dan bukan karena WNA terinfeksi Corona.

Apabila WNA terinfeksi virus corona, lanjut Godam, justru harus diberikan perawatan dan dikarantina di Indonesia.

"Harus dirawat di sini dikarantina di sini," ucap dia.

Pengawasan kian ketat

Pemeriksaan penumpang dari kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta diperketat pascadiumumkannya warga Indonesia asal Depok terinfeksi virus Corona.

Pantauan Kompas.com di area kedatangan internasional, beberapa petugas terlihat sibuk mengarahkan penumpang untuk mengisi kartu kesehatan atau health alert card dan memeriksa suhu tubuh penumpang menggunakan thermo gun.

Terlihat berjejer hand sanitizer di kedatangan internasional untuk para penumpang yang baru datang di Bandara Soekarno-Hatta.

Selain itu, dipasang juga line guide yang dipasang 15 Februari lalu untuk jalur pemeriksaan menggunakan thermo gun agar tidak ada yang lolos dari pemeriksaan.

Salah seorang penumpang yang baru tiba di kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta, Miftahul mengatakan pemeriksaan di Bandara Soekarno-Hatta cukup baik daripada di Jeddah, Arab Saudi.

"Saya sampai Jeddah 25 Februari kemarin, tidak ada yang seperti ini (pemeriksaan)," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (4/3/2020).

Jemaah umrah asal Jombang ini memberikan apresiasi ke petugas kesehatan karena prosedural pemeriksaan yang ketat.

Miftahul mengaku diberikan kartu peringatan kesehatan atau Health Alert Card dan diperiksa menggunakan Thermo Gun.

"Disuruh tulis ini, tulis nomor handphone dikasih tahu kalau 14 hari ada sakit disuruh ke Puskesmas," kata dia.

Miftahul berharap proses screening di Bandara Soekarno-Hatta tersebut bisa mencegah masuknya virus corona dan Indonesia bisa segera terbebas dari penyakit yang disebabkan virus asal Kota Wuhan tersebut.

Perbandingan sebelum dan sesudah

Setelah Presiden Joko widodo mengumumkan Indonesia terjangkit virus Corona pada Senin (2/3/2020) lalu, saat itu juga masyarakat hingga instansi  langsung bereaksi.

Masyarakat memburu masker dan hand sanitizer. Sementara instansi terkait penanganan corona, termasuk Kantor Kesehatan pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta.

Dua hari berselang dari pengumuman corona, Kompas.com mendapat kesempatan untuk melihat proses screening di kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Setidaknya ada perbandingan yang begitu banyak ketika sebelum pengumuman Indonesia positif terjangkit virus corona.

Kompas.com pernah masuk ke ruang pemeriksaan sebelumnya pada 16 Januari lalu ketika Menteri Pariwisata Wisnutama mengunjungi Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Tidak terlihat begitu banyak petugas kesehatan, begitu juga tidak ada guide line yang ada di Bandara Soekarno-Hatta saat itu.

Menurut seorang petugas kesehatan dari Kementerian Kesehatan, guide line yang berfungsi sebagai garis antrean tersebut baru dipasang pada 15 Februari lalu.

Begitu juga dengan antrean penumpang. Pada 16 Januari lalu, Kompas.com melihat tidak ada pemeriksaan intensif, hanya ada thermal scanner yang menjadi rujukan untuk mendeteksi panas tubuh para penumpang yang turun dari kedatangan internasional.

Begitu juga dengan meja antrian untuk pengisian health alert card. Pada 16 Januari lalu, tidak ada meja berjejer untuk pengisian ataupun petugas yang membantu mengisi.

Terlihat lalu lalang para penumpang tanpa satupun dicek menggunakan thermo gun untuk mendeteksi gejala virus corona di bandara terbesar di Indonesia tersebut.

Begitu juga hand sanitizer yang tak tampak di jalan pemeriksaan Kedatangan Internasional Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Berubah drastis

Perubahan besar tersebut terlihat setelah pengumuman Indonesia positif terinfeksi virus Corona.

Kompas.com mendapat kesempatan berkunjung ke area terbatas kedatangan Internasional Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Selain terpasang empat thermal scanner, petugas yang memeriksa menggunakan thermo gun juga tampak bersiaga. 

Guide line atau garis pembatas yang terjejer rapi menjadi lima baris masing-masing dijaga oleh dua orang.

Petugas pertama bertugas untuk mengecek pengisian health alert card, sedangkan petugas kedua berdiri di ujung pemeriksaan untuk mengecek suhu tubuh penumpang.

Begitu juga jumlah kamera pendeteksi panas atau thermal scanner yang ditambah jumlahnya.

Satu unit thermal scanner ukuran besar berdiri di pojok selatan baris pemeriksaan untuk mendeteksi suhu.

Selain itu, ada juga enam titik penempatan hand sanitizer di lokasi screening. Tiga baris di area pengisian health alert card, tiga baris diletakan di belakang baris thermal scanner.

Perbandingan yang begitu mencolok dari pengawasan corona tersebut juga terlihat dari petugas yang berjaga.

Petugas pembantu, Abiyoso, mengaku bertugas 24 jam untuk menjaga agar tidak ada penumpang terinfeksi corona yang lolos dari screening di Bandara Soekarno-Hatta.

Dia mengatakan, tugasnya selama 24 jam akan diganti dua hari libur untuk selanjutnya bertugas kembali selama 24 jam setelah libur selama dua hari.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/05/07502181/fakta-lapangan-pengawasan-corona-bandara-soekarno-hatta-perketat-pasca

Terkini Lainnya

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke