Dua pasien itu yakni kasus 6 dan 14 yang diisolasi di RSUP Persahabatan.
Padahal pasien kasus 6 baru dinyatakan positif pada Minggu (8/3/2020) dan kasus 14 pada Selasa kemarin.
Lantas, mengapa pasien kasus 6 dan 14 lebih cepat dinyatakan negatif corona dibandingkan pasien kasus 1 dan 2 yang telah lebih dulu dirawat?
Terkait hal itu, Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah menjelaskan bahwa hal itu tergantung kondisi daya tahan tubuh masing-masing pasien.
Selama diisolasi, pihak rumah sakit memberikan penanganan sesuai kondisi gejala Covid-19 yang dialami masing-masing pasien.
Misal, apabila pasien mengalami gejala batuk, maka pasien akan diberi obat batuk.
"Bagaimana pasien A lebih cepat negatifnya? Sedangkan pasien b lebih lama? Itu tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing," ujar Rita.
"Kami tidak bisa menentukan nanti Minggu kedua (pemeriksaan) swapnya (cairan tenggorokan) jadi negatif. Kita tidak bisa menentukan seperti itu. Berarti tergantung kondisi pasien masing-masing," lanjut Rita.
Hingga Rabu sore, pemerintah mengumumkan ada 34 kasus positif corona di Indonesia. Jumlah itu termasuk empat pasien yang akhirnya dinyatakan sudah negatif virus corona.
Dari total pasien yang terinfeksi itu, satu orang dinyatakan meninggal dunia yakni pasien kasus 25.
"Tadi malam pukul 02.00 WIB lewat sedikit, pasien identitas nomor 25 meninggal dunia," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Yuri mengatakan, pasien tersebut merupakan perempuan, warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun.
Menurut Yuri, pasien tersebut memang masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat.
Sebelum dinyatakan positif Corona, ada penyakit yang mendahului seperti diabetes, hipertensi dan paru obstruksi menahun.
Yuri mengatakan, saat ini pemerintah telah memroses pengiriman jenazah ke negara asalnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/11/18364731/mengapa-pasien-corona-kasus-6-dan-14-lebih-cepat-sembuh-daripada-dua