Salin Artikel

Sejumlah Orang Mengamuk Saat Antre Cek Suhu Tubuh di Stasiun Bogor

Antrean panjang timbul karena ada prosedur pengecekan suhu tubuh calon penumpang oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

"Utamakan keselamatan bersama. Ini (antrean) untuk cek suhu tubuh. Mohon maaf jika ada antrean di Stasiun Bogor," ujar Vice President Corporate Communications PT KCI, Anne Purba kepada Kompas.com, Senin pagi.

Salah satu penumpang KRL dari Stasiun Bogor, Afratya, membenarkan bahwa antrean itu terjadi karena pengecekan suhu tubuh. Pagi itu, beberapa calon penumpang yang tergesa-gesa jadi naik pitam.

"Orang-orang pada ngamuk gitu, beberapa mengumpat karena jadi macet. Mungkin beberapa enggak paham bahwa pengecekan suhu tubuh ini penting. Yang mereka tahu bikin ribet, jadi pada ngoceh," ujar Afratya kepada Kompas.com, Selasa pagi.

Ia menambahkan, lantaran berpotensi ricuh, pengecekan suhu tubuh kemudian dilonggarkan.

"Yang naik masih tetap ramai. Pas orang-orang ngamuk-ngamuk akhirnya dilolosin, enggak dicek (suhu tubuh)."

Pelonggaran cek suhu tubuh ini juga dialami Priska Sari di Stasiun Pasar Minggu dan Safira Rivani di Stasiun Depok.

"Saya tadi pagi mau ke RSPI, naik KRL dari Stasiun Pasar Minggu ke Sawah Besar. Penuh sekali tidak seperti biasanya, tapi tidak ada cek suhu tubuh dan lain-lain," aku Priska.

"Saya sih masuk-masuk saja ke stasiun tanpa dicek suhu. Stasiun juga tidak seramai biasanya waktu saya berangkat pukul 08.30. Saya juga tidak lihat ada petugas yang pegang thermal scanner," timpal Safira.

Menanggapi hal ini, Anne berharap agar semua pihak bisa bekerja sama demi kebaikan bersama.



"Semua upaya pencegahan oleh KCI tidak bisa sendiri, butuh support dari pengguna juga agar sama-sama kita mendukung program antisipasi. Upaya pencegahan ini butuh kerja sama," ia menegaskan.

"Harus dilanjutkan (pengecekan suhu tubuh)," tambah Anne.

Hingga saat ini, operasional commuter line masih beroperasi seperti biasa. Namun, PT KCI menerapkan prosedur ketat bagi para penumpang yang akan memasuki stasiun.

Para penumpang akan dicek terlebih dulu suhu tubuh dengan thermo gun.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta mulai membatasi operasional MRT, bus Transjakarta, hingga LRT dalam rangka mencegah persebaran virus corona.

Jumlah armada yang dikerahkan pun dikurangi sehingga jeda antar unit lebih lama dari biasanya.

Alhasil pada penerapan pembatasan operasional hari pertama ini, penumpukan banyak terjadi di sejumlah halte termasuk stasiun MRT.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/16/09362831/sejumlah-orang-mengamuk-saat-antre-cek-suhu-tubuh-di-stasiun-bogor

Terkini Lainnya

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke