Salin Artikel

Kecemasan Warga Kampung Muka di Tengah Pandemi Covid-19

Virus itu tak hanya mengancam nyawa. Perekonomian warga juga jadi morat-marit gara-gara  virus tersebut. Soalnya, akvitas orang jadi serba terbatas dan hal itu membuat roda perekonomian tersendat.

Pedagang-pedagang kecil seperti penjual nasi goreng, mie ayam dan martabak juga dibuat pusing kepala karena dampak lanjutan Covid-19. Rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya pada penghasilan harian harus mengencangkan ikat pinggang di tengah pandemi yang belum terlihat ujungnya.

Pedagang kecil yang terdampak itu banyak terdapat di Kampung Muka, Ancol, Jakarta Utara. Kebanyakan penghuni permukiman padat penduduk itu berkerja sebagai pedagang kaki lima yang biasa berjualan di tempat wisata Kota Tua.

Semenjak Pemerintah Provinsi DKI menutup lokasi wisata tersebut karena Covid-19, mayoritas dari mereka kehilangan sumber pendapatan.

Satu-satunya harapan dalam melanjutkan hidup hanyalah uang yang sempat disisihkan sewaktu mereka masih berjualan.

Hal itu disampaikan Sutrisno, tokoh masyarakat Kampung Muka ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

"Kebanyakan warga sudah kayak terlantar. Banyak pedagang-pedagang bahkan yang bekerja juga sudah enggak punya penghasilan sama sekali," kata Sutrisno.

Bantuan dari pemerintah yang dijadwalkan akan dibagikan pada hari ini pun belum ada kabarnya. Mereka sudah didata tetapi bantuannya belum tiba.

"Namanya saya yang dituakan di sini, pas pendataan... itu dari PKK. Nah, saat itu enggak semua didata. Terus pada nanya ke saya, 'kenapa enggak didata, padahal iuran-iuran kan selama ini kita bayar, masak enggak didata'," ucap Sutrisno.

Sutrisno mengemukakan, kebanyakan yang tinggal di tempat itu bukan warga Jakarta. Mereka merupakan perantau-perantau dari berbagai daerah yang mengadu nasib di Jakarta.

Selain sulit memenuhi kebutuhan perut, mereka juga dilanda kekhawatiran mengenai tempat berteduh.

Warga yang kebanyakan mengontrak sadar bahwa mereka harus terus membayar sewa pabila tetap tinggal di sana.

"Kalau yang punya kontrakan pengertian dengan kondisi kayak gini ya dibiarin aja. Tapi kan enggak semua begitu, ada juga yang terpaksa harus keluar," ujar Sutrisno.

Rasa was-was diusir dari rumah tapi tak diterima di kampung halaman menghantui warga yang tinggal di rumah-rumah sewaan itu.

Stres, panik, khawatir. Itu yang saat ini mereka rasakan. Satu-satunya yang bisa dilakukan untuk membunuh semua perasaan itu ialah mengobrol dengan tetangga yang merasakan hal yang sama.

Himbauan phisical distancing kadang-kadang mereka abaikan demi membicarkan topik "kapan bantuan akan datang?" atau "kapan semua ini berakhir?".

Di tengah segala ketidak pastian itu, mereka terus berharap kepada Tuhan dan pemerintah.

"Harapannya semua yang ada di sini bisa dapat bantuan. Biarlah dikit tapi dapat semua," kata Sutrisno.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/13/22110731/kecemasan-warga-kampung-muka-di-tengah-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke