Salin Artikel

Menanti Penutupan Kawasan Prostitusi Anak di Bawah Umur Gang Royal yang Berusia Setengah Abad

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan prostitusi Gang Royal, Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara lagi-lagi mencatatkan kasus perdagangan anak di bawah umur. Kasus ini terungkap setelah Polres Metro Jakarta Utara menggerebek kawasan itu pada Rabu (20/5/2020) lalu

Kasus ketiga ini ditemukan di tengah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penularan Covid-19.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi mendapati 51 orang melakukan kegiatan asusila di lima kafe remang-remang yang berdiri di lahan milik PT KAI tersebut.

Dari jumlah sejumlah orang itu, didapati dua orang pekerja seks komersial (PSK) yang masih di bawah umur.

Jika mundur ke belakang, kawasan prostitusi Gang Royal telah berusia kurang lebih setengah abad.

Hal itu disampaikan oleh Agus Tomasia, Wakil Ketua RT 002/RW 013 yang sudah lama tinggal di lokasi tersebut.

"Setahu saya udah 50 tahunan ini, orang saya aja udah 30 tahun tinggal di sini," kata Agus kepada wartawan di pos RW 013, Rabu (22/1/2020) silam.

Tempat ini biasa disinggahi oleh sopir truk, nelayan dan orang-orang yang berasal dari luar kota untuk melampiaskan nafsu mereka.

Namun, kafe-kafe yang menyediakan jasa prostitusi di lokasi tersebut kala itu belum sebanyak sekarang.

Agus menyampaikan, lokasi itu bertambah padat ketika lokalisasi Kalijodo digusur pada tahun 2016 silam.

Di awal tahun ini, praktik perdagangan anak di bawah umur tercium oleh kepolisian. Mulanya, Polda Metro Jaya menggerebek salah satu kafe yang berada di ujung kawasan lokalisasi ini.

Polisi menemukan sejumlah anak dengan rentang usia 14 sampai 18 tahun dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK) di lokasi tersebut.

Anak-anak di bawah umur itu dijual seharga Rp 750.000 hingga 1,5 juta kepada tersangka yang dipanggil mami.

Dalam pengungkapan yang dilakukan Polda Metro Jaya, terdapat sembilan orang yang dijadikan tersangka yaitu berinisial R atau biasa dipanggil mami A, mami T, D alias F, TW, A, E, AH dan H.

Tak berapa lama setelah penggerebekan dari Polda Metro Jaya, aparat Polres Metro Jakarta Utara kembali melakukan penggerebekan pada 30 Januari 2020.

Operasi ini mulanya sempat bocor sehingga kawasan tersebut kosong melompong. Hanya ada barang bukti berupa minuman keras, alat kontrasepsi, dan catatan keuangan kafe yang diamankan sebagai barang bukti.

Tapi polisi kemudian menjebak para tersangka dan mendapati ratusan PSK yang diantaranya masih di bawah umur serta pemilik dari kafe tersebut.

Temuan-temuan tersebut membuat Pemkot Jakarta Utara sempat mengambil sikap.

Aparat dari Satpol PP menyegel dan mencabut aliran listrik kafe-kafe yang ada di Gang Royal pada 10 Februari 2020.

"(Sebanyak) 42 kafe yang disegel, termasuk lima ada wisma-nya," kata Kasatpol PP Jakarta Utara Yusuf Majid di lokasi, Senin.

Yuma mengatakan, penyegelan serta pencabutan arus listrik itu dilakukan atas penegakan Perda Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Penertiban Umum dan pelanggaran perizinan.

Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko juga sempat angkat bicara terkait tempat prostitusi tersebut.

Ia kemudian mengancam memidanakan warga yang ada di Gang Royal apabila menyambungkan kembali listrik yang sudah dicabut.

"Kalau suatu sudah dinyatakan tindakan pelanggaran dan kita sudah melaksanakan himbauan, pelanggaran atasnya itu ada sanksi pidana," ujar Sigit.

Tapi nyatanya, sekitar empat bulan kemudian, yakni pada Rabu lalu, kasus prostitusi anak di bawah umur ini kembali ditemukan.

Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim menegaskan pemerintah akan menutup kawasan lokalisasi Gang Royal ini.

"Lokasi tersebut bukan lokasi resmi dan berijin jadi tidak ada penyegelan atau pencabutan izin. Tetapi memang nanti akan ada tindak lanjut lagi, kita akan proses untuk penutupan permanen," kata Ali saat dikonfirmasi, Kamis (21/5/2020).

Namun, belum ada kepastian kapan kebijakan ini akan diberlakukan.

Ali menyebutkan, pihaknya masih harus berkoordinasi dengan PT KAI selaku pemilik lahan yang memang sempat melakukan pengukuran ketika pencabutan listrik beberapa waktu lalu.

"Khusus untuk Royal kita follow up kembali ke PT KAI. Karena bagaimanapun juga memang lokasi atau tanah mereka, aset mereka. Sehingga kita perlu nanti koordinasi terkait penutupan lokasi ini permanen khusus untuk yang di Royal," ucap Ali.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/22/10392771/menanti-penutupan-kawasan-prostitusi-anak-di-bawah-umur-gang-royal-yang

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke