Salin Artikel

Ada Rasa Khawatir dan Rindu Terselip Sebelum Warga Bekasi Menuju New Normal

Sektor restoran, rumah peribadatan, dan pasar tradisional perlahan sudah mulai dibuka, khususnya yang berada di zona hijau.

Rencana kenormalan baru menuai tanggapan beragam dari masyarakat Kota Bekasi. Intan Pratiwi, misalnya. Salah satu warga Bekasi ini mengaku khawatir akan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi saat new normal kelak diterapkan.

Sebab, Intan menilai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga lima jilid di Kota Bekasi nyatanya tak ampuh mengurangi pergerakan masyarakat.

“Khawatir banget (lonjakan kasus Covid-19), apalagi Bekasi juga PSBB enggak ngaruh, tetap saja ramai. Malahan mau ke kantor Jakarta juga sudah ramai,” ucap Intan kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Rutinitas menuju tempat bekerja di Jakarta bahkan membuat Intan kerap dilema.

Andai memilih naik transportasi umum, maka ia harus berdesakkan dengan banyak orang. Namun, jika naik kendaraan pribadi, ia harus menyesuaikan pelat nomor mobilnya dengan aturan ganjil genap.

“Pasrah bingung naik apa kalau ke kantor jika ganjil genap. Tekor naik taksi terus, mau naik transportasi umum mungkin enggak desek-desakkan saat di dalam KRL, tapi rebutan naiknya itu enggak kebayang,” kata Intan.

Ia pun telah menyiapkan beberapa perlengkapan pribadinya menyambut new normal.

“Bawa hand sanitizer, sabun, tisu basah, antiseptik, alat zero touch buat lift dan buka pintu dan siap sedia masker,” ujar Intan.

Sama halnya Kunsih, yang juga warga Bekasi. Dia pun mengaku khawatir jika nantinya new normal diterapkan justru membuat masyarakat tidak dapat menahan diri.

Hal itu malah bisa saja mengakibatkan lonjakan kasus Covid-19 tinggi di Kota Bekasi.

“Daerah Bekasi bertetangga dengan Jakarta, apalagi berbagai aktivitas warganya bolak-balik Jakarta tinggi. Khawatir new normal malah mengakibatkan second wave,” kata Kunsih.

Menurut dia, selama PSBB diterapkan, masih banyak masyarakat yang melanggar. Mulai dari mereka yang masih berkerumun dan tidak pakai masker saat keluar rumah.

Kunsih mengatakan, harusnya pemerintah lebih maksimal mengedukasi masyarakat tentang apa saja yang harus dipersiapkan saat new normal kelak diterapkan.

“Kalau untuk saya pribadi, saya khawatir karena ada PSBB saja banyak masyarakat yang langgar, apalagi dengan new normal, saya khawatir kan masyarakatnya kebablasan. Dia (mereka) salah pengertian, dikiranya sudah normal," tutur Kunsih.

"Apalagi kalau sosialisasinya ke bawah kurang. Wah bisa makin parah nantinya,” imbuhnya.

Seperti kebanyakan orang, Kunsih tak memungkiri bahwa ia rindu untuk dapat menikmati hidup normal yang seutuhnya.

Meskipun nantinya kenormalan normal baru diterapkan, kondisi ini akan berbeda dengan kehidupan normal sebelum virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab penyakit Covid-19 muncul di muka bumi.

“Kalau dibilang rindu ya rindu lah. Enggak enak kehidupan kita dibatasi dengan keadaan Covid-19 walapun untuk (menjaga) kesehatan kita. Dampaknya kan luar biasa, ekonomi, pendidikan, usahakan terngangu,” kata Kunsih.

Ia berharap masyarakat segera sadar betapa pentingnya peran orang per orang untuk menyelesaikan pandemi Covid-19 ini.

Kunsih juga meminta pemerintah agar tegas menerapkan aturan protokol Covid-19 dan terus mendeteksi sebaran wabah tersebut di lingkungan warga.

“Kalau harapan saya sih, ayo lah kita bersama sama apa yang kita bisa lakukan, kita lakukan agar wabah Covid 19 ini cepat selesai dan Indonesia bisa lebih baik lagi perekonomian, pendidikan bisa normal lagi, aamiin,” tuntas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/04/14410421/ada-rasa-khawatir-dan-rindu-terselip-sebelum-warga-bekasi-menuju-new

Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke