Salin Artikel

Melihat Aktivitas di Salah Satu Mal Jakarta yang Baru Beroperasi...

Sejumlah aturan diterapkan pengelola supaya tempatnya tidak menjadi arena penularan virus corona (Covid-19).

Tamini Square, misalnya. Mal yang terletak di Jalan Taman Mini, Makasar, Jakarta Timur, itu telah menerima pengunjung.

Pengamatan Kompas.com, Senin siang, setiap pengunjung hanya diperbolehkan masuk dari pintu depan.

Pengelola hanya membuka satu pintu untuk masuk dan satu pintu lainnya untuk keluar mal.

Pintu keluar dan masuk tersebut tampak dijaga oleh beberapa petugas sekuriti, khususnya pintu keluar.

Ada beberapa pengunjung yang hendak masuk ke mal melalui pintu keluar. Namun, petugas sekuriti langsung mencegah dan mengarahkan ke pintu masuk yang telah disediakan.

Para pengunjung yang diwajibkan mengenakan masker diminta mengantre sebelum masuk ke mal.

Pengelola membuat garis berjarak satu meter dengan garis lainnya sebagai tanda antrean.

Dipasang pula rantai plastik di sepanjang garis antrean demi mencegah orang memotong barisan.

Begitu tiba di dekat pintu mal, pengunjung diminta mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.

Keran air didesain sedemikian rupa sehingga untuk membukanya cukup dengan menginjak pedal di bawah wadah. Pengunjung tidak perlu memutar keran dengan tangan.

Fitur serupa juga diterapkan pada elevator di dalam mal. Dengan begitu, pengunjung cukup menginjak tombol lift apabila ingin memakainya.

Setelah itu, pengunjung akan dicek suhu badan menggunakan thermo gun oleh petugas sekuriti.

Petugas sekuriti itu juga tampak mengenakan pelindung wajah, masker, serta sarung tangan.

Protokol physical distancing untuk pengunjung juga tampak diterapkan di eskalator dalam mal.

Pengelola membuat tanda di anak tangga tertentu. Antara satu tanda dengan tanda lain diberi jarak dua anak tangga. Maksudnya, para pengunjung menjaga jarak satu sama lain di eskalator.

Meski demikian, masih banyak pengunjung yang tidak mematuhi tanda itu. Padahal, aturan itu juga telah tertulis di lantai sebelum masuk ke anak tangga.

Manajer Marketing Komunikasi Tamini Square Tri Wahyuningsih menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan diri untuk menerima pengunjung.

"Intinya, kami justru enggak mau mal ini justru jadi arena penularan. Makanya, kami persiapan betul sejak jauh-jauh hari," ujar Tri saat dijumpai Kompas.com.

Selain memastikan pengunjung yang masuk ke mal memenuhi syarat, pengelola juga telah menyosialisasikan protokol kesehatan ke semua tenant di mal.

Dengan demikian, protokol kesehatan tidak hanya diterapkan ketika ingin memasuki mal, tetapi juga ketika pengunjung memasuki toko.

Tri menambahkan, pihaknya membatasi jumlah pengunjung mal hanya 400 orang dalam satu waktu. Jumlah itu termasuk pegawai toko.

Diketahui, kapasitas maksimal Tamini Square yakni 19.000 orang.

"Kalau mau dihitung-hitung memang artinya sedikit pengunjung yang masuk. Tapi, ya mau gimana lagi? Daripada jadi arena penularan kan, lebih baik kita berjaga-jaga saja," ujar dia.

Pengelola memantau kapasitas mal itu dengan menggunakan teknologi bernama Smart Counter.

Sensor yang dipasang di pintu masuk dan pintu keluar mal akan mendeteksi jumlah orang yang masuk dan keluar sehingga pengelola dapat memastikan apakah jumlah orang di dalam mal di bawah 400 atau tidak.

"Begitu di dalam mal sudah 400 orang, di pintu masuk ya kami tutup. Tunggu pengunjungnya ada yang keluar," ujar Tri.

Pada pukul 11.30 WIB, jumlah pengunjung mal terpantau 308 orang.

Tri menyebutkan, kebanyakan pengunjung pada Senin ini adalah mereka yang ingin memperpanjang SIM dan STNK.

Tri menambahkan, tidak semua tenant buka. Ada yang memang belum diperbolehkan untuk buka, misalnya spa, salon, arena permainan anak, dan karaoke.

Ada pula tenant yang memilih belum membuka tokonya dengan alasan sendiri. Dengan begitu, belum 100 persen toko di Tamini Square buka.

Untuk membantu penerapan aturan, pengelola mal bekerja sama dengan TNI-Polri. Kedua instansi itu menerjunkan sejumlah personel untuk membantu mengawal aktivitas mal.

Agnes (66), salah seorang pengunjung, mengaku cukup puas atas penerapan aturan di mal itu.

Namun, ia berharap pengelola mal tidak hanya berjaga di pintu masuk dan keluar, tetapi juga melakukan patroli agar pengunjung dan pegawai toko di dalam mal dipastikan mematuhi aturan.

"Karena saya lihat tadi banyak juga pegawai di dalam toko yang enggak pakai masker dan sarung tangan. Harusnya yang begitu itu ditegur pengelola kan," ujar Agnes yang hendak membeli kebutuhan bulanan itu.

Selain itu, ia juga berharap pengelola mal tidak hanya disiplin pada hari-hari pertama pembukaan mal.

"Orang kita kan biasanya awal-awalnya doang ya dipantau, diawasi. Nanti kalau sudah mulai lama, kendur lagi. Saya sih berharap jangan kayak begitu," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/15/16325441/melihat-aktivitas-di-salah-satu-mal-jakarta-yang-baru-beroperasi

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke