Izin CFD belum diberikan meskipun sudah banyak pelonggaran dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tangerang,
Arief mengatakan, salah satu pertimbangan belum mengizinkan CFD adalah melihat pengalaman Jakarta.
Ketika Pemprov DKI mengizinkan CFD, puluhan ribu orang mendatangi area Sudirman-Thamrin yang meningkatkan risiko penyebaran Covid-19.
"Belum (dibuka), nanti malah kayak Jakarta, Jakarta (sempat) buka, tutup lagi," ujar Arief saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (26/6/2020).
Arief mengatakan, saat ini warga Kota Tangerang harus bersabar dan berolahraga secara mandiri.
Ada kekhawatiran apabila CFD kembali dibuka malah menjadi tempat kumpul warga dan membentuk klaster baru Covid-19.
"Jadi ya warga olahraga mandiri saja, kalau dibuka nanti malah kumpul-kumpul. Jadi boleh berorahraga di luar nggak masalah, tapi sendiri," tutur Arief.
Arief menjelaskan, saat ini ada dua kegiatan masyarakat yang belum dilonggarkan di masa perpanjangan PSBB kelima .
Pertama adalah ruang publik atau taman yang biasa digunakan untuk aktivitas warga, kedua adalah sekolah.
Sedangkan untuk area wisata terbatas seperti wisata kuliner dan pusat perbelanjaan seluruhnya dibuka kembali dengan aturan protokol kesehatan.
"Udah semua (dibuka), tinggal yang belum sekolah sama taman yang belum," ujar Arief.
Pemprov DKI sebelumnya memutuskan meniadakan kembali CFD di Sudirman-Thamrin, namun menyebar CFD di lima wilayah kota di Ibu Kota.
Pakar epidemiologi asal Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengkritik hal tersebut.
Menurut Miko, Pemerintah tak perlu melaksanakan pemusatan lokasi olahraga seperti CFD.
"Biarkanlah warga itu berolahraga di lokasinya masing-masing, di sekitar kediamannya masing-masing," kata Miko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).
Menurut Miko, pemusatan lokasi olahraga seperti CFD justru memunculkan risiko terjadinya klaster baru penularan Covid-19.
Ia menyarankan kepada Pemprov DKI agar tidak melaksanakan CFD hingga vaksin dari virus SARS-Cov-19 ini ditemukan.
"Pemprov tidak perlu lakukan CFD sampai 2021 atau vaksin Covid-19 ini ditemukan," ujar Miko.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, CFD di Sudirman-Thamrin kembali ditiadakan untuk sementara waktu.
Meski demikian, Syafrin belum menjelaskan mengenai pertimbangan CFD kembali ditiadakan ini.
Keputusan tersebut diambil setelah CFD di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin kembali digelar pada Minggu (21/6/2020) menimbulkan kerumunan massa.
Kondisi tersebut dikritik banyak pihak, terutama kalangan anggota DPRD DKI. Salah satu kritik yang disampaikan adalah tidak ada urgensi CFD di tengah pandemi Covid-19.
Dikhawatirkan terjadi penyebaran virus corona di tengah kerumunan massa. Pasalnya, banyak orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala sakit.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat sekitar 40.000 warga yang hadir di kawasan Sudirman-Thamrin saat CFD.
Berdasarkan data Dishub DKI Jakarta, warga yang datang ke CFD terdiri dari 21.200 pejalan kaki dan 18.800 pesepeda.
Dishub DKI mengakui ada sejumlah warga yang melanggar protokol kesehatan Covid-19, di antaranya karena membawa anak kecil usia lima tahun ke bawah, ibu hamil, dan orang lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun untuk beraktivitas saat CFD.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/26/14195461/wali-kota-tangerang-belum-izinkan-car-free-day-berkaca-dari-jakarta