Menurut dia, alat rapid test kini hanya bersisa sekitar 1.000 unit. Sementara, alat tes swab dengan meteode PCR sisa 2.000.
“Sekarang kami tinggal sedikit, stoknya tinggal 1.000-an rapid test. Kalau PCR mungkin ada 2.000-an lah. Kemarin masih ada 3.000 hingga 4.000 an,” kata Pepen di Bekasi, Rabu (1/7/2020).
Ia menjelaskan, alat pemeriksaan Covid-19 menipis lantaran pihaknya terus memeriksa warga Kota Bekasi secara acak. Namun, ia tak menyebut berapa orang yang diperiksa per hari.
Pepen menyebutkan, sejauh ini kasus Covid-19 Kota Bekasi tak pernah bertambah lebih dari 20 kasus.
“Kami kan jalan terus nih (tracing kasus Covid). Enggak berhenti-berhenti, setiap hari ada. Hari ini kami ketemukan (kasus Covid-19), lalu lima-enam hari dia negatif terus pulang. Nanti ada lagi (kasus) terus. Tapi tidak lebih dari 15 atau 20 (kasus), naik turun di angka 10 terus aja,” ujar dia.
Ia mengklaim bahwa wilayahnya aman. Pasalnya, angka tingkat penularan (reproduction number) Covid-19 di Kota Bekasi kini di 0,51. Dengan angka 0,51, itu artinya dari satu kasus positif Covid-19 belum tentu akan menularkan penyakit itu ke orang lain. Sementara jika angkanya 1 misalnya, ada peluang besar pasien yang terpapar itu akan menularkan Covid-19 ke satu orang lain lagi.
Ia juga mengatakan, kasus baru Covid-19 selama pelonggaran PSBB tak pernah ditemukan di tempat hiburan atau tempat umum.
“Berarti kan kita sudah aman nih, ya kalau tingkat penularannya sudah rendah 0,51. Satu yang perlu disampaikan, jadi sejak kita melakukan adaptasi tatanan baru itu, belum ada orang yang ditemukan positif seumpananya di rumah makan maupun tempat hiburan itu yang terjangkit. Yang ada tadi, klaster keluarga, selalu di klaster keluarga,” kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/02/07130491/wali-kota-bekasi-akui-alat-rapid-test-dan-pcr-mulai-menipis