Salin Artikel

Sapardi Djoko Damono dalam Kenangan Mahasiswa dan Asisten Dosen, Guru yang Berwawasan Luas

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru yang berwawasan luas. Itulah kesan selain sastrawan yang melekat pada sosok Sapardi Djoko Damono.

Dalam perjalanannya, Sapardi pernah mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia/FIB UI).

Bergelar Profesor, Sapardi semasa hidup berprofesi sebagai Guru Besar Pensiun UI dan Guru Besar Tetap pada program Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta.

Sapardi secara resmi memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP) di UI, yaitu 070603069. Sebagai dosen, Sapardi mengajar mahasiswa di Fakultas Sastra pada tahun 1974.

Sapardi kemudian dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada 1995.

Sapardi menjabat sebagai Dekan FIB UI periode 1995-1999 dan pensiun pada 2005.

Mantan mahasiswa dan rekan sejawat di Departemen Susastra FIB UI Ibnu Wahyudi mengatakan, almarhum Sapardi merupakan dosen yang memberikan peluang untuk mahasiswanya bebas berpikir.

Sapardi baginya adalah guru yang berwawasan luas.

"Cara berpikir Pak Sapardi yang interdisipliner dan humanistik itu tertanam pada anak didik dan mantan muridnya yang menjadi dosen," kata Ibnu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/7/2020).

Laki-laki yang akrab disapa disapa Iben ini mengatakan, sosok Sapardi sebagai guru benar-benar menerapkan semboyan Tut Wuri Handayani.

"Sapardi tidak mengekang, membatasi, memberikan semangat mahasiswanya untuk berpikir secara bebas," ujarnya.

Iben pernah diajar oleh Sapardi pada mata kuliah Kajian Puisi, Sosiologi Sastra, dan Sastra Bandingan. Saat itu, Iben menempuh pendidikan S1 Sastra Indonesia pada 1981.

"Almarhum (juga) pembimbing skripsi saya," ujar Iben.

Iben juga pernah menjadi asisten pengajar Sapardi.

Iben bersama rekannya di FIB UI, Sunu Wasono, membantu Sapardi untuk mengajar sejumlah mata kuliah untuk mahasiswa.

"Saya diajar dan pernah menjadi asisten beliau (Sapardi) untuk menggantikan beberapa mata kuliah yang diajar. Mata kuliah Sastra Bandingan itu warisan Pak Sapardi yang masih ada sampai saat ini," ujarnya.

Selain itu, mata kuliah yang digantikan Iben adalah Sastra Populer, Kajian Puisi, serta Masyarakat dan Kesenian Indonesia.

"Di dunia pendidikan, Sapardi juga melahirkan dosen baru yang berpikiran humanistik dan juga liberal," tambah Iben.

Mantan mahasiswa Sapardi lainnya, Galuh Sakti Bandini (27), juga menganggap Sapardi sebagai guru dan pendidik yang sangat menguasai bidang sastra.

Galuh pernah diajar oleh Sapardi saat menempuh jenjang pascasarjana (S2) Ilmu Susatra FIB UI.

"Waktu Pak Sapardi mengajar, dia bukan pengajar tetap, tetapi dia dosen tamu di pascasarjana," ujar Galuh saat dihubungi Kompas.com.

Sapardi mengajar satu mata kuliah bernama Alih Wahana.

Galuh menyebutkan, Sapardi adalah ahli di bidang Alih Wahana.

"Alih Wahana itu membahas tentang perubahan bentuk suatu karya ke karya lain. Misalnya novel ke film, puisi ke lagu," ujar Galuh.

Saat mengajar, Sapardi bisa menjelaskan materi kepada mahasiswa dengan tidak rumit.

Sapardi, kata Galuh, merupakan sosok yang mampu menguasai interdisipliner ilmu dan menguasai banyak hal sehingga memudahkan dalam mengajar.

"Ketia mengajar itu Pak Sapardi itu terlihat mempersiapkan diri (prepare). Dia bawa laptop sendiri, bawa audio sendiri untuk jelasin mata kuliah Alih Wahana," tambah Galuh.

Sapardi yang saat itu mengajar pada umur sekitar 75-an tahun, terbilang canggih, menurut Galuh. Sapardi tak gagap teknologi dalam proses mengajar mahasiswa.

"Dia mempersiapkan materi ajar dengan baik, mengajar dengan bahasa sederhana, membuat hal yang rumit mudah dimengerti kepada mahasiswa," kata Galuh.

Sapardi Djoko Damono kini telah berpulang.

Sapardi menghembuskan napas terakhir pada usia 80 tahun di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Sapardi yang lahir pada 20 Maret 1940 di Surakata, Jawa Tengah, meninggal karena penurunan fungsi organ.

Almarhum adalah sastrawan besar Indonesia sekaligus akademisi dari Universitas Indonesia.

Sapardi juga pernah mengajar di Institut Kesenian Jakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan Institut Seni Indonesia Solo.

Sapardi dimakamkan di TPU Giritama, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (19/7/2020) sore.

Selamat jalan Sapardi Djoko Damono.

Pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagi, tapi dalam bait-bait sajak ini, kau tak akan kurelakan sendiri - Sapardi Djoko Damono, Pada Suatu Hari Nanti.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/19/15001961/sapardi-djoko-damono-dalam-kenangan-mahasiswa-dan-asisten-dosen-guru-yang

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke