Salin Artikel

Ketika Polisi Kembali ke TKP Penemuan Jasad Editor Metro TV Yodi Prabowo, Ini Catatannya...

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (20/7) sore, tim gabungan polisi kembali mengecek Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Polisi mendatangi dua lokasi. Pertama tempat penemuan mayat Yodi di pinggir Tol JORR Pesanggrahan dan kedua di Jalan Inspeksi Ulujami.

Olah TKP dilakukan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat, Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Mochammad Irwan Susanto, Kapolsek Pesanggrahan Kompol Rosiana, dan Kanit Reskrim Polsek Pesanggrahan Iptu Achmad Fajrul Choir.

Di lokasi pertama, polisi mengecek tempat penemuan mayat Yodi, memperhatikan situasi lalu lintas Tol JORR Pesanggrahan, dan mengecek tempat motor Yodi ditemukan.

Kemudian, polisi bergerak menuju Jalan Inspeksi Ulujami melalui Gang Batako. Jarak dari lokasi pertama berkisar satu kilometer.

Rombongan polisi melewati gang selebar kira-kira empat meter dan keluar di pinggir Jalan Inspeksi Ulujami. Danau Cavalio juga terlihat dari mulut gang.

Kemudian, rombongan berjalan menyusuri Jalan Inspeksi Ulujami. Di sisi kiri jalan ada beberapa tanah lapang, sedangkan di sebelah kanan ada aliran sungai.

Tubagus mengatakan, kegiatan olah TKP kali ini dalam rangka mencocokkan tambahan informasi dari masyarakat terkait petunjuk kematian Yodi.

Ia menyebutkan, polisi ingin memastikan informasi baru yang didapatkan oleh polisi.

"Analisa itu dari berbagai macam segi itu dikumpulkan. Nah sekarang saya bersama Pak Wadirkrimum, penyidik, dan Kasat Reskrim (Polres Jaksel) teman-teman kita ingin mencocokkan dari hasil-hasil itu semua,” ujarnya.

Di ujung penyusuran, rombongan polisi bertemu dengan dua warga yang berstatus saksi. Mereka adalah Elvin dan Syahrul.

Polisi sempat berbincang dengan mereka terkait adanya informasi dua laki-laki yang melewati Jalan Inspeksi Ulujami pada Rabu (8/7/2020) dini hari.

Pada waktu yang sama, warga menemukan motor milik Yodi di pinggir Jalan Raya Ulujami.

Tempat saksi melihat dua laki-laki melintas di Jalan Inspeksi Ulujami berada sekitar 200 meter dari Danau Cavalio.

Pada olah TKP sebelumnya, anjing pelacak mengarah ke Danau Cavalio setelah mengendus bau dari pisau dan pakaian Yodi.

Syahrul mencurigai dua laki-laki yang berjalan kaki di Jalan Inspeksi Ulujami. Dua orang tersebut berjalan tak berbarengan karena berselang 20 menit.

“Jam 2 itu lewat satu orang. Orangnya kurus. Saya tegur dari mana dia. Dia cuma jawab dari atas,” ujar Syahrul.

Syahrul menyebutkan, melihat laki-laki berkacamata berkemeja berwarna putih dan bercelana bahan berwarna coklat berjalan kaki dari arah Danau Cavalio.

Dari warung miliknya, ia melihat laki-laki tersebut berjalan kaki di tengah Jalan Inspeksi Ulujami sambil memegang telepon genggam dengan tangan kirinya.

“Saat ditegur mau ke mana, dia cuma bilang mau ke sana sambil buang muka. Yang mencurigakan saya itu takutnya sindikat kan sering kemalingan motor (di sini). Itu doang,” ujar Syahrul.

Syahrul menyebutkan, laki-laki kedua terlihat berjaket dengan memakai kupluk berwarna hijau.

“(Perawakannya) agak gemukan dikit. Kayak petinju, mukanya enggak kelihatan,” tambah Syahrul.

Menurutnya, ia curiga ada dua orang laki-laki yang berjalan kaki lewat Jalan Inspeksi Ulujami. Pasalnya, Jalan Inspeksi Ulujami belakangan sepi dari pejalan kaki, terlebih pada malam hari.

“Saya curiganya itu maling. Saya bukan apa, ya terus terang aja itu orang nggak kenal. Yang saya curiga itu yang kacamata,” ujar Syahrul.


Melaporkan ke polisi

Elvin dan Syahrul kini berstatus saksi dalam kasus tewasnya Yodi Prabowo. Mereka sudah dimintai keterangan di Polsek Pesanggrahan.

Awalnya, Syahrul tak mengetahui adanya penemuan motor maupun mayat Yodi dari Rabu hingga mayar Yodi ditemukan. Syahrul mengira kedua pria itu merupakan sindikat pencuri yang mengincar sepeda motor warga dan tak terkait kasus tewasnya Yodi.

Akhirnya, ia mendengar kabar tentang penemuan jenazah Yodi Prabowo di pinggir tol JORR pada Jumat (10/7/2020).

Kemudian, ia mengingat pada Rabu (8/7), ada temuan mayat Yodi dan sepeda motor.

"Saya harus lapor, dalam hati bilang begitu. Akhirnya hari Sabtu (11/7/2020) saya lapor ke Pak RW, baru habis itu ke Polsek (Pesanggrahan)," ujarnya.

Ia memberikan keterangan terkait dua laki-laki tersebut karena ingin membantu polisi mengungkap kasus. Pasalnya, ia punya kecurigaan yang kuat kepada dua laki-laki tersebut.

Polisi mendalami keterangan dari para saksi terkait lokasi dua laki-laki yang lewat tersebut, kondisi lokasi, dan jarak dari TKP penemuan mayat Yodi di pinggir Tol JORR Pesanggrahan.

“Ini baru menyelaraskan. Baru informasi awal tadi dari warga ketika ngobrol. Dia (saksi) menegur ada dua orang di sini. Di sini (Jalan Inspeksi Ulujami) sampai ke sana (TKP penemuan mayat Yodi), jaraknya cukup jauh,” tambah Tubagus.

Ia mengatakan, dua laki-laki yang berjalan di Jalan Inspeksi Ulujami merupakan petunjuk lain yang tak berkaitan dengan kasus tewasnya Yodi.

Hal lantaran lokasinya yang jauh dari TKP di pinggir Jalan Tol JORR Pesanggrahan.

Menurutnya, titik terang kasus tewasnya Yodi sudah ada gambaran. Namun, Tubagus enggan untuk menjelaskannya lebih lanjut.

"Gambaran sih pasti ada karena kan penyelidikan terus maju dan berkembang. Tapi hasilnya? Belum. Nanti akan saya sampaikan, hasilnya belum sekarang," ujarnya.

Tubagus menegaskan, Jalan Inspeksi Ulujami bukan lokasi TKP baru. Polisi hanya mengecek temuan informasi terkait dua laki-laki yang berjalan kaki di Jalan Inspeksi Ulujami.

"Di mana melihatnya, dari jarak mana. Dari titik mana dia melihatnya. Saya kebetulan lagi di sini. Makanya kita cek bapak di mana melihatnya," ujarnya.

Penyelidikan kasus kematian Yodi telah memasuki hari ke-11.

Sejauh ini polisi mengumpulkan dugaan motif-motif penyebab tewasnya Yodi. Ada sejumlah dugaan sementara terkait motif, pelaku, dan kronologi tewasnya Yodi.

Irwan mengatakan pihaknya masih memproses semua dugaan motif-motif dan kronologi tewasnya Yodi.

Temuan-temuan dugaan motif yang ditemukan saat ini masih harus disinkronkan antara temuan lain dan diperkuat dengan keterangan saksi.

Dugaan terkait tewasnya Yodi yang disebutkan polisi seperti dibuang dari pinggir tol menggunakan mobil, pelaku lebih dari satu orang, dan dibunuh di seberang Danau Cavalio.

Polisi juga menyebutkan adanya kemungkinan Yodi dibunuh di tempat lain, motor Yodi dibawa oleh pembunuh, Yodi dibunuh pada Rabu (8/7) dini hari, dan pembunuhan Yodi disebabkan orang ketiga karena motif asmara.

Rekaman CCTV juga dianalisa oleh polisi meskipun mengalami hambatan lantaran beberapa rekaman di sekitar TKP yang sudah terhapus.

Polisi hingga saat ini masih memeriksa sidik jari di alat-alat bukti seperti pisau, jaket, handphone, motor, dan barang-barang lain yang terkait.

Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan sidik jari pada pisau yang diperoleh di lokasi penemuan mayat Yodi.

Saat ini pisau itu sedang diperiksa di Labolatorium Forensik (Labfor) Mabes Polri.

"Kami masih menunggu hasil sidik jari di pisaunya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Senin (20/7/2020).

Sejauh ini, polisi telah memeriksa 34 saksi baik dari keluarga, rekan kerja hingga sejumlah orang yang ada di lokasi saat korban ditemukan.

Jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta pada Jumat lalu pukul 11.30 WIB oleh tiga anak kecil yang bermain layangan.

Pada mayat Yodi ditemukan luka tusuk pada bagian dada dan leher. Polisi menemukan sebilah pisau di dekat mayat Yodi.

Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, dan tas milik korban.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/21/06341041/ketika-polisi-kembali-ke-tkp-penemuan-jasad-editor-metro-tv-yodi-prabowo

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke