Hal ini lantaran banyak warga yang kasus konfirmasi tanpa gejala (atau dulunya orang tanpa gejala atau OTG) namun tidak menyadarinya.
"Kami justru merasa bersyukur sekali bisa menemukan warga yang positif di saat mereka tidak menyadari dari pada mereka tidak tahu, pulang ke rumah, menularkan kepada orang tuanya dan menularkan ke lingkungannya," ucap Anies di gedung DPRD DKI, Rabu (22/7/2020).
Ia menyebutkan bahwa angka positivity rate dilihat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai usaha menyelamatkan warga.
"Mudah-mudahan dengan kita lebih banyak, maka lebih cepat memutus mata rantai," tutur dia.
Anies pun mengingatkan warga supaya tetap menggunakan masker saat beraktivitas, sebisa mungkin menjaga jarak, dan cuci tangan secara rutin.
"Lalu, bila tidak haeus bepergian ya jangan bepergian. Wabahnya masih ada, jadi kalau kita sudah banyak orang di jalan dan menganggap wabah tidak ada, salah itu. Wabah masih ada dan seluruh dunia masih menghadapi wabah ini," tambah Anies.
Saat mengumumkan perpanjangan masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Kamis (16/7/2020) lalu, Anies berujar bahwa angka kasus konfirmasi tanpa gejala sebanyak 66 persen.
Artinya, pasien-pasien tersebut tak mengetahui terpapar Covid-19 sampai Ia melakukan tes PCR.
"Ingat 66 persen dari kasus positif (Covid-19) baru di Jakarta dalam seminggu terakhir adalah mereka yang tidak memiliki gejala sakit, tidak memiliki keluhan," ujar Anies.
Sedangkan untuk positivity rate harian di DKI selama beberapa waktu terakhir, berada di atas rekomendasi organisasi kesehatan dunia atau world health organization (WHO) yakni 5 persen.
Pada Selasa (21/7/2020) kemarin, positivity rate di DKI Jakarta adalah 7,8 persen.
Positivity rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes corona dengan total jumlah tes.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/22/18382551/anies-kami-bersyukur-bisa-menemukan-warga-yang-positif-covid-19