Salin Artikel

Terpaksa Berkawan dengan Banjir Kampung Melayu...

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, terdapat dua wilayah langganan banjir.

Dua wilayah tersebut ialah RW 004 dan RW 005.

Kedua RW itu memang memiliki ketinggian tanah yang berbeda dibanding RW lainnya.

Beberapa rumah hanya bisa dijangkau dengan menyusuri gang kecil dan jalan menurun.

Ditambah lagi, tak jauh dari permukiman, terdapat aliran air Kali Ciliwung.

Tak ayal, ketika Kali Ciliwung meluap, warga-warga di sana sudah bisa memprediksi banjir akan datang.

Seperti halnya pada Senin (7/12/2020) pagi, hujan yang mengguyur semalaman dan meluapnya Kali Ciliwung membuat RW 004 dan RW 005 Kampung Melayu tergenang air.

Ketinggian air bervariasi, antara 10-30 sentimeter hingga 61-80 sentimeter.

"Kalau ada banjir, sini kena yang pertama," ucap warga setempat, Faisal Ramadhan, yang juga petugas PPSU.

Setelah hujan berhenti dan air mulai surut, warga-warga di sana membersihkan rumah dan lingkungannya.

Selepas itu, kehidupan berjalan seperti biasa.

Beberapa warga menata akuarium berisi ikan cupang. Ada pula penjual roti yang kembali melintas.

Terpaksa berkawan dengan banjir

Banjir seperti bukan barang baru bagi warga Kampung Melayu. Banjir seperti teman.

Mereka bukannya betah dengan keadaan. Juga tak ada yang senang dengan banjir. Namun, mereka pasrah dengan keadaan.

"Ya mau gimana lagi, sudah begini keadaannya," ujar Haryanti, salah satu warga di sana.

Haryanti mengatakan, sempat ada wacana warga akan digusur, tetapi kini kabar itu tidak jelas.

"Dulu ada rencana digusur, tapi enggak jadi tuh. Sekarang berhenti dan enggak ada kelanjutan," ucap dia.

Ketua RT 013 RW 004, Sanusi, juga mengonfirmasi soal rencana penggusuran yang saat ini tidak ada kelanjutannya.

"Mungkin ditangguhkan kali. Belum terdengar lagi," kata Sanusi.

Lurah dan warga ingin adanya normalisasi

Lurah Kampung Melayu Setiawan mengatakan, satu-satunya cara agar wilayahnya tidak terkena banjir lagi adalah dengan cara normalisasi Kali Ciliwung.

"Jalan satu-satunya normalisasi. Karena permukaan sungai dengan permukiman warga hampir sama," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan salah satu warga bernama Encung.

Encung mengatakan, meski dibangun tembok pembatas antara permukiman dengan kali, banjir akan tetap datang.

"Harus dikeruk kalinya. Ya sekitar tujuh meter lah dalamnya. Itu enggak mungkin banjir lagi," ucap dia.

Sementara itu, Setiawan berharap Dinas Sumber Daya Air dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) segera menormalisasi Kali Ciliwung di sekitar Kampung Melayu.

"Yang jelas pelaksanaannya bukan dari kelurahan. Sampai saat ini, untuk normalisasi belum ada pemberitahuan lebih lanjut," kata Setiawan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/08/11442081/terpaksa-berkawan-dengan-banjir-kampung-melayu

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke