Salin Artikel

Hari Ini 5 Tahun Lalu, Teror Bom dan Baku Tembak di Thamrin

Serangan teror yang terjadi pada Kamis siang, menelan korban jiwa dan luka-luka.

Kronologi teror

Ledakan terjadi sekitar pukul 10.39 WIB, di kedai kopi Starbucks persis seberang Mal Sarinah.

Diketahui, seorang pria yang kemudian teridentifikasi bernama Ahmad Muhazan menjadi pelaku bom bunuh diri di kedai kopi tersebut.

Sesaat sebelum meledakkan bom yang dilekatkan pada tubuhnya, Ahmad sempat berusaha memegang tangan petugas satpam kafe bernama Aldi Tardiansyah (17).

Beruntung, Aldi selamat karena berhasil menghindar. Namun, ia terpental hingga 10 meter dan menghantam kaca di dalam Starbucks.

Aldi beserta pengunjung lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan itu, sementara tubuh pelaku hancur.

Berselang 11 detik dari teror di Starbucks, ledakan lain terdengar di pos polisi dekat Gedung Sarinah.

Pelaku kemudian diketahui bernama Dian Juni Kurniadi. Dia melempar bom tabung sembari mengendarai sepeda motor.

Bom tersebut menggunakan saklar untuk mengaktifkannya.

Saat kejadian nahas tersebut, ada empat orang di sekitar pos polisi. Mereka adalah Ajun Inspektur Satu Denny Maheu yang tengah menilang Rico Hermawan (22) dan sepupunya, Anggun Kartikasari (24).

Satu orang lainnya adalah Sugito (43), seorang kurir barang yang sedang berjalan melewati pos polisi.

Akibat bom tersebut, Rico dan Sugito tewas dan Denny terluka parah. Sementara Anggun selamat.

Tak berhenti sampai di situ, sekitar pukul 10.48, penembakan terjadi di dekat Starbucks ketika polisi melakukan penutupan ruas Jalan Thamrin dan massa berkerumun.

Ada dua pelaku, yakni Sunakim alias Afif dan Muhamad Ali. Keduanya berjalan ke tengah jalan sambil membawa ransel berisi bom rakitan, lalu menembak ke arah polisi di lokasi.

Peluru yang ditembakkan teroris itu melesat ke kepala warga sipil bernama Rais Karna. Korban kala itu diketahui sedang berusaha mengabadikan peristiwa tersebut.

Rais lantas tergeletak di jalan setelah tertembak. Ia meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, pelaku lainnya, M Ali, berlari ke dalam Starbucks, melepaskan tembakan berkali-kali.

Peluru yang ditembak M Ali mengenai dua warga negara asing, yaitu Amer Quali Tahar dan Yohanes Antonius Maria. Amer tewas.

Tak lama kemudian, polisi berdatangan ke lokasi. Baku tembak dengan teroris terjadi.

Para pelaku bahkan sempat melempar granat rakitan ke arah polisi.

Insiden itu berakhir ketika Afif dan M Ali tewas setelah terkena ledakan bom yang mereka bawa dan ditambah tembakan polisi.

Akibat aksi teror di Thamrin tersebut, 21 orang menjadi korban. Delapan orang di antaranya meninggal dunia, terdiri dari empat pelaku dan empat warga sipil.

Sementara sisanya menderita luka-luka.

Polisi kemudian mendeteksi empat tersangka bom Thamrin yang tewas sebagai M Ali selaku koordinator aksi, Dian Juni, Afif alias Sunakim, dan Ahmad Muhazan.

Selain mereka, polisi berhasil mengungkap dalang teror tersebut, yakni Aman Abdurrahman yang juga dikenal sebagai Ketua Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Indonesia.

Saat peristiwa tersebut, Aman merupakan residivis kasus terorisme yang baru bebas usai mendapatkan remisi pada 17 Agustus 2017.

Baru sehari menghirup udara bebas, Aman kembali ditangkap atas kasus bom Thamrin.

Aman kemudian dinyatakan bersalah dan divonis mati pada 22 Juni 2018.

Aman tak sendirian sebagai dalang. Ia bekerja sama dengan Iwan Darmawan Muntho alias Rois untuk mendalangi bom Thamrin saat keduanya menjadi tahanan di Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan, Cilacap.

Rois kala itu berstatus narapidana hukuman mati kasus bom di Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta.

Bila Aman bertugas menyampaikan doktrin untuk mendukung ISIS ke orang-orang yang mengunjunginya di tahanan dan melalui aplikasi video, Rois sebagai penyusun strategi.

Akibat ajarannya, Aman membentuk Jamaah Anshor Daulah (JAD) dari dalam penjara. Anggota JAD kemudian menjalani pelatihan ala militer di Kota Malang.

Sementara itu, Rois telah menyiapkan dana sebesar Rp 200 juta untuk mendanai persiapan bom Thamrin.

Terdakwa lain

Sejumlah terdakwa kasus bom Thamrin juga telah mendapat vonis.

Pengadilan Negeri Jakarta Timur menjatuhkan vonis kepada Saiful Muthohir alias Abu Gar alias Abu Fida.

Abu Gar dinyatakan bersalah sebagai penyalur dana dan penyedia senjata api dalam aksi bom Thamrin.

Mendapat uang Rp 70 juta dari Rois, Abu Gar diketahui menyerahkan dana tersebut kepada M Ali sebagai biaya operasional.

Abu Gar pun mendapat vonis sembilan tahun penjara.

Lalu, ada Dodi Suriadi alias Ibnu Arsad sebagai pembuat wadah bom. Oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat, ia divonis 10 tahun penjara.

Kemudian, terdakwa lain bernama Ali Hamka sebagai penghubung antara M Ali dengan penjual senjata, dihukum empat tahun penjara.

Sementara itu, Ali Mamudin divonis 8 tahun karena dianggap punya peran sebagai pembuat casing peledak pada bom yang digunakan di Thamrin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/14/05200091/hari-ini-5-tahun-lalu-teror-bom-dan-baku-tembak-di-thamrin

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke