JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali di DKI Jakarta pada periode pertama 11-24 Januari 2021 lalu tidak mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menekan angka kasus Covid-19 di Ibu Kota.
PPKM Jawa-Bali atau PSBB ketat yang diterapkan sepanjang dua minggu lalu berakhir dengan sejumlah krisis baru yang dikarenakan melonjaknya grafik pasien Covid-19 di DKI Jakarta.
Tercatat, selama 14 hari lalu ketika PPKM jilid pertama diberlakukan, angka positif harian Covid-19 di DKI cuma lima kali yang berada di kisaran 2.000 kasus. Selebihnya, angka positif Covid-19 mencapai 3.000 kasus per hari.
Sebagai perbandingan, saat penerapan PSBB transisi pada 21 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021, kasus positif harian hanya lima kali menyentuh angka 2.000 kasus. Lonjakan tertinggi terjadi pada 25 Desember 2020 dengan 2.096 kasus.
Lonjakan angka kasus positif Covid di DKI selama PPKM jilid pertama bahkan memecahkan rekor sampai empat kali.
Pemecahan rekor pertama terjadi pada 13 Januari 2021 di angka 3.475 kasus. Tiga hari kemudian, lonjakan tertinggi kembali terjadi dengan angka 3.536 kasus.
Grafik kasus positif harian di DKI kembali mencapai puncak pada 20 Januari 2021 di angka 3.786. Terakhir, rekor saat ini tercipta dua hari kemudian dengan angka 3.792 kasus.
Jumlah kasus positif harian selama PPKM jilid pertama:
- 11 Januari 2021 : 2.461 kasus
- 12 Januari 2021 : 2.669 kasus
- 13 Januari 2021 : 3.475 kasus (pecahkan rekor)
- 14 Januari 2021 : 3.165 kasus
- 15 Januari 2021 : 2.541 kasus
- 16 Januari 2021 : 3.536 kasus (pecahkan rekor)
- 17 Januari 2021 : 3.395 kasus
- 18 Januari 2021 : 2.361 kasus
- 19 Januari 2021 : 2.563 kasus
- 20 Januari 2021 : 3.786 kasus (pecahkan rekor)
- 21 Januari 2021 : 3.151 kasus
- 22 Januari 2021 : 3.792 kasus (rekor saat ini)
- 23 Januari 2021 : 3.285 kasus
- 24 Januari 2021 : 3.512 kasus
Sementara itu, kasus kumulatif Covid-19 di DKI Jakarta sejak 22 Januari 2021 sudah menembus lebih dari 240.000 kasus. Pada 24 Januari 2021, total kasus adalah 249.815.
Angka tersebut lebih cepat dari prediksi epidemiolog dari Universitas Indonesia Syahrizal Syarif yang menduga kasus kumulatif Covid-19 di DKI Jakarta baru akan menembus angka 240.000 kasus pada awal Februari 2021 sebagai imbas dari libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"DKI itu kan sekarang 24 persen dari seluruh kasus di Indonesia. Nanti bulan awal Februari, kasus di Indonesia akan memasuki 1 juta kasus. Itu artinya Jakarta siap siap saja 240.000 kasus," kata Syahrizal saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/12/2020).
Berdampak ke fasilitas kesehatan
Meningkatnya kasus positif harian Covid-19 di DKI Jakarta berimbas pada ketersediaan fasilitas kesehatan yang kian menipis.
Hal tersebut juga diprediksi Syahrizal pada akhir Desember 2020 lalu.
Syahrizal bahkan mengingatkan, fasilitas pelayanan kesehatan di DKI Jakarta bisa kewalahan jika kasus Covid-19 di ibu kota benar-benar menembus 240.000 kasus. Jika ada 10 persen kasus aktif, maka artinya ada 24.000 orang yang harus menjalani perawatan atau isolasi.
"Pelayanan kesehatannya jadi sangat berat ya," kata dia.
Kini, DKI Jakarta menghadapi krisis di mana tempat tidur intensive care unit (ICU) di rumah sakit sangat terbatas.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, mengungkapkan, tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19 hanya bersisa sekitar 14 persen, atau 1.101 dari total 8.055 tempat tidur.
"Hal yang sama juga terjadi pada ICU kita, di mana kapasitas ICU telah terisi sebesar 84 persen dari total 1.097 tempat tidur," kata Widyastuti, Minggu (24/1/2021).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menambah 1.941 tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19 dalam waktu dekat.
Nantinya, akan ada 9.946 tempat tidur isolasi dan 1.362 tempat tidur ICU, Widyastuti membeberkan melalui keterangan tertulis.
Tak hanya itu, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, per Senin (25/1/2021) telah merawat 4.653 pasien dan saat ini terisi 77 persen.
"Jumlahnya berkurang 77 orang dari hari kemarin. Semula 4.730 orang menjadi 4.653 orang," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Wagub DKI: Masyarakat tolong patuh prokes
Menyadari lonjakan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memperpanjang PPKM atau PSBB ketat mulai hari ini hingga 8 Februari 2021.
Hal tersebut juga mengikuti kebijakan pemerintah di mana PPKM Jawa-Bali juga diperpanjang.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria meminta agar warga Jakarta dan luar Jakarta untuk taat terhadap protokol kesehatan (prokes).
Menurut Ariza, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan bisa menjadi peran penting dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Jadi warga Jakarta dan Non Jakarta kami minta untuk selalu disiplin melaksanakan protokol kesehatan, protokol Covid, 3M, 4M maupun 5M agar kita bisa mengurangi memutus mata rantai penyebaran," ujar Ariza dalam keterangan suara, Senin (25/1/2021).
Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, aturan yang dibuat pemerintah dalam usaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19 hanya berpengaruh 20 persen saja.
Baginya, masyarakat yang berperan utama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Keberhasilan ini terletak pada masyarakat itu sendiri, kepada kita sebagai warga sebagai masyarakat yang harus selalu patuh dan disiplin terkait penyebaran Covid, itu kunci keberhasilan kita," ucap Ariza.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/25/17001001/ketika-grafik-kasus-positif-covid-19-harian-di-dki-jakarta-melonjak