JAKARTA, KOMPAS.com - Puing-puing reruntuhan tembok warga Kavling Melati, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan masih terus coba diangkat hingga hari ketiga pascaroboh.
Alat berat belum bisa menjangkau titik robohnya tembok lantaran tak ada akses masuk.
“Untuk sementara kita secara manual dulu ya. Lihat kondisi begini. Kalau manual memang agak lama. Apalagi puing tembok ini sudah hambat PHB,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Junjung saat ditemui di lokasi, Senin (22/2/2021) sore.
Pengangkatan puing-puing ditangani oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Mampang Prapatan, Suku Dinas Bina Marga Mampang Prapatan, dan Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Sekretaris Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, pihaknya kini sedang mencari akses agar alat berat bisa masuk ke area reruntuhan.
“Tapi ini lagi dicari jalan keluar agar alat berat masuk ke sini. Mudah-mudahan sudah ada solusi alat berat bisa masuk nanti bisa cepat bergeraknya. Sambil menunggu itu kita maksimalkan mungkin SDM yang ada, kita perbanyak,” tambah Munjirin di lokasi yang sama.
Ia menambahkan, eskavator akan diarahkan lewat Jalan Kemang Selatan X. Sebuah kandang kambing dan gudang akan dirobohkan untuk akses masuk eskavator.
“Nanti kita upayakan kalau memang alatnya bisa lebih dari satu kita upayakan (lebih). Kalau tak memungkinkan, melihat situasi dan kondisi,” tambah Munjirin.
Diduga roboh akibat tergerus hujan
Derasnya hujan dan struktur tembok yang tua diduga menjadi penyebab robohnya tembok rumah milik warga Kavling Melati
Munjirin menduga curah hujan di wilayah Jakarta Selatan yang tinggi sebelum kejadian menyebabkan tembok roboh.
Ia mengatakan, penjelasan teknis penyebab robohnya tembok akan dijelaskan oleh Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Jakarta Selatan.
“Ini (penyebab) nanti yang jawab teknis dari Citata. Dugaan awal selain hujan cukup tinggi, terlalu curam antara bangunan di atas, dan di bawah terlalu tinggi. Temboknya barangkali sudah tua,” kata Munjirin.
Sementara itu, Junjung menambahkan, hujan deras menyebabkan tanah di bagian bawah tembok tergerus. Tergerusnya tanah juga dipercepat adanya beban dari tembok tersebut.
“Ini kan aliran air deras ya, turap ini bukan penahan beban. Beban dari pagar tersebut, jadi pelan-pelan tergerus,” ujar Junjung saat ditemui di lokasi tembok rubuh.
Antisipasi longsor susulan
Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan akan memasang kayu dolken untuk mencegah longsor di tempat robohnya tembok.
Pemasangan dilakukan sebagai antisipasi tanah longsor di tengah ancaman cuaca ekstrem.
“Lokasi ini kami bongkar dulu, kita pasang kayu dolken. Penampang panjang sekitar 50 meter. Akan dipasang kayu dolken sekitar 40 meter,” kata Junjung.
Ia mengatakan, Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan juga berencana membuat turap. Namun, rencana tersebut akan dikoordinasikan dengan pemilik rumah yang temboknya roboh terlebih dahulu.
“Yang punya rumah juga belum bisa dihubungi,” ujar Junjung.
Tembok timpa rumah warga dan sumbat saluran
Tembok milik rumah warga Kavling Melati roboh dan menimpa sejumlah rumah warga RT 010 RW 03 di 03 di Gang Melati Jalan Kemang Timur XI, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Peristiwa berawal pada Sabtu (20/2/2021) dini hari di tengah ujan deras. Suara bergerumuh dan tembok ambrol seketika.
Sekitar tiga rumah yang rusak akibat tertimpa tembok roboh. Dua rumah masih tertimpa di bagian atap.
Satu rumah lainnya rusak di bagian teras. Tembok roboh juga mengakibatkan saluran kali tersumbat puing-puing tembok.
Alhasil, banjir meluap dan semakin parah akibat saluran tersumbat puing. Banjir disebut terparah hingga mencapai dua meter.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/23/09551601/reruntuhan-tembok-di-kemang-timur-xi-diangkut-manual-alat-berat-sulit