Kampung yang lokasinya tersembunyi di balik permukiman RT 003, RT 004, dan RT 011 itu ramai dibicarakan karena dipenuhi lautan sampah.
Lantas, bagaimana kondisi Kampung Bengek sekarang?
Kompas.com kemudian kembali mendatangi kawasan yang juga disebut Kampung Baru itu pada Jumat (26/2/2021).
Perjalanan menuju Kampung Bengek harus melewati jalan sempit di antara rumah-rumah yang lebarnya tak sampai dua meter.
Belum lagi jejeran motor dan barang-barang warga setempat yang berada di pinggir jalan tersebut.
Kampung Bengek saat ini sudah terlihat lebih bersih dibandingkan sebelumnya. Lautan sampah yang dahulu memenuhi kawasan itu pun kini sudah berkurang.
Sejauh mata memandang, terlihat jalan lapang dan genangan air.
Meski sampah masih tampak di pinggiran jalan dan saluran air, tetapi jumlahnya sudah jauh berkurang.
"Dari Pemprov datang ke sini kan di survei sama lurah camat. Alhamdulilah sekarang anak-anak jadi bisa main," kata Suwandi saat ditemui di lokasi.
"Tadinya semua tertutup sampah. Alhamdulilah sekarang jalan sudah kelihatan, bisa main futsal apa segala macam," sambungnya.
Sudin Lingkungan Hidup diketahui menurunkan ratusan petugas membersihkan lautan sampah itu.
Total ada 350 petugas gabungan yang terdiri dari 200 petugas penanganan prasarana dan sarana umum dan 150 PJLP.
Ada juga 10 unit truk, dua unit alat berat, dan 15 gerobak motor yang dikerahkan untuk mengangkut sampah yang diperkirakan menutupi satu hektar lahan milik PT Pelindo II tersebut.
Suwandi bercerita, dulu kawasan tersebut memang dipenuhi oleh pabrik-pabrik.
Namun, sampah yang menumpuk itu berawal dari warga yang membuang sampah sembarangan
"Dulunya memang pabrik semua. Sampahnya dri warga buang-buang sekarepe dewek. Warga kan yang enggak tahu aturan. Saya sudah bilang jangan buang sampah, enggak dihiraukan, lama-lama ya numpuk," tuturnya.
Saat ini warga sudah dilarang untuk membuang sampah di lokasi tersebut.
Salah seorang warga, Ati (55), mengatakan, warga bergotong royong membakar sampah yang mulai menumpuk.
"Warga bersihin, dibakarin, biar enggak terlalu banyak. Tadinya kan penuh," ujar Ati.
Sebagian besar tempat tinggal para warga berbentuk rumah panggung.
Kampung tersebut menjadi rumah bagi warga yang mengungsi karena kepadatan dan tingginya biaya hidup di ketiga RT tersebut.
Sebagian besar mata pencarian warga Kampung Bengek ialah nelayan, buruh, dan pemulung.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/27/11202851/pembersihan-lautan-sampah-di-kampung-bengek-dan-munculnya-kesadaran-warga