Sebab, menurut Junaedi, sejauh ini kasus Covid-19 di wilayahnya masih terkendali.
"Itu kan (pembangunan RS) kalau skala buruk, tetapi kenyataan tidak," kata Junaedi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/2/2021).
"Masih terkendali dan bisa diatasi oleh pemerintah daerah, polisi, dan TNI, bekerja sama dengan satgas Covid-19 RT, RW," sambungnya.
Junaedi juga menyebutkan, Pulau Sebaru merupakan pulau pribadi. Saat ini kawasan tersebut dihuni oleh pihak pengelolanya.
Junaedi kemudian mengungkapkan jumlah kasus Covid-19 terbaru di Kepulauan Seribu.
"Kami sudah cukup bagus ya saat ini kondisi Covid-19 di Pulau Seribu itu, walaupun kasusnya bertambah ada 502 ya terkonfirmasi, tapi sudah sembuh. Saat ini tinggal dua yang dirawat dan ada empat yang isolasi. Yang meninggal ada 10," ucap Junaedi.
Adapun saat ini, Sudin Parekraf Kepulauan Seribu juga telah menyediakan sembilan homestay di Kepulauan Seribu sebagai tempat isolasi terkendali bagi pasien Covid-19.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu berencana mengubah Pulau Sebaru yang biasanya dijadikan sebagai tempat observasi menjadi rumah sakit Covid-19.
Rencana perubahan fungsi itu dilakukan jika wabah di sana semakin meluas.
"Pulau Sebaru bukan tempat observasi lagi, tapi rencana akan dijadikan semacam rumah sakit apabila terjadi skala buruk Pandemi Covid-19 di Kepulauan Seribu," kata Junaedi pada 4 Mei 2020.
Saat itu, Junaedi menyebutkan, pulau tersebut terbilang layak dijadikan sebagai tempat isolasi pasien karena pernah jadi tempat observasi WNI ABK World Dream.
Bahkan, pengelola fasilitas observasi tersebut juga telah menyatakan kesiapannya jika memang skema terburuk itu diberlakukan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/27/11543611/bupati-kepulauan-seribu-pulau-sebaru-tak-jadi-dibuat-rumah-sakit-covid-19