Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Taryono ketika menjelaskan adanya kekhawatiran sejumlah orangtua murid mengenai penularan Covid-19 di sekolah.
"Misalnya tatap muka sudah mulai, tapi orangtua belum mengizinkan anaknya, maka anak itu diizinkan belajar dari rumah," ujar Taryono, Selasa (23/3/2021).
Menurut Taryono, hal tersebut sudah diatur dalam surat keputusan bersama (SKB) empat menteri mengenai pembukaan kembali sekolah dan KBM tatap muka pada masa pandemi Covid-19.
"Mengacu pada SKB 4 Menteri, siswa itu bisa masuk belajar tatap muka atau tidak, adalah adanya izin orangtua siswa," kata Taryono.
Saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan sedang mempersiapkan skema KBM tatap muka dan daring dalam waktu bersamaan.
Selain itu, lanjut Taryono, pihaknya juga melatih para guru agar bisa melaksanakan KBM dalam dua metode sekaligus.
"Jadi dalam waktu yang bersamaan belajar dengan dua metode, yaitu tatap muka dan secara luring jarak jauh ini sedang kami persiapkan terus," pungkas Taryono.
Rencana KBM tatap muka tak sepenuh disambut baik oleh para orangtua karena khawatir dengan potensi penularan Covid-19 di area sekolah.
Bahkan, ada orangtua yang memilih untuk menunda menyekolahkan anaknya karena pandemi Covid-19 belum juga berkahir.
Salah satunya adalah Ayu (26) warga Pamulang, Tangerang Selatan. Dia mengaku khawatir anaknya terpapar Covid-19 saat berada di lingkungan sekolah.
Hal tersebut karena interaksi antaranak-anak saat bermain di area sekolah sangat sulit dihindari.
"Kemarin udah ngobrol sama suami pas dengar berita sekolah udah mau dibolehin lagi. Jadi atau enggak masukin anak ke PAUD. Cuma pas dipikir-pikir, Covid-19 gini ngeri juga kan," ujar Ayu saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (5/3/2021).
Ibu satu anak itu memutuskan menunda dulu rencana mendaftarkan sang anak ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Karena belum jelas ini kelarnya kapan. Yaudah akhirnya tunda dulu kayaknya, sambil lihat situasinya gimana," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Desy (31) warga Kecamatan Setu yang memilih untuk tidak memasukan anaknya ke Taman Kanak-Kanak (TK) pada tahun ajaran 2021/2021.
Walaupun para guru sudah menjalani vaksinasi Covid-19, kata Desy, keluarganya tetap khawatir akan terjadi penularan virus corona di sekolah.
"Kayaknya enggak tahun ini deh. Antisipasi saja," kata Desy.
"Guru memang sudah divaksin, tapi kan kayak orangtua muridnya, yang nganter atau anak-anaknya kan belum," sambungnya.
Sementara itu, seorang warga Pondok Cabe, Sari (32) mengaku setuju dengan wacana pemerintah menggelar kembali kegiatan belajar mengajar tatap muka pada Juli mendatang.
Menurut Sari, kegiatan belajar mengajar di sekolah jauh lebih efektif untuk anak-anak dibanding secara daring.
"Anak saya kan mau TK ya tahun ini, bentar 5 tahun. Kalau memang bisa tatap muka, ya lebih baik. Kalau di TK kan belajarnya jadi lebih teratur, efektif lah. Kalau di rumah malah maunya main melulu," ungkap Sari.
Dia meyakini para guru dan orangtua bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik sekaligus mengajarkannya kepada para murid.
"Saya sih yakin aja protokol kesehatan di sekolah akan ketat buat meminimalisir potensi penularan," pungkas Sari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/23/21145611/pemkot-tangsel-saat-tatap-muka-dimulai-siswa-boleh-belajar-daring-dari