Sejumlah siswa yang mengikuti uji coba mengaku lebih antusias belajar ketimbang dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan daring.
"Senang kayak gini, bisa ketemu teman. Seru. Kalau belajar online nggak ketemu teman," kata Avira, siswa kelas V SDN Palmerah 03, Jakarta, yang mengikuti uji coba sekolah tatap muka, Rabu.
Sebelum berangkat sekolah, Avira mengaku mendapat pesan dari orangtuanya agar tetap mengikuti protokol kesehatan.
"Kata guru juga, pakai faceshield, masker, cuci tangan," jelas Avira.
Safira, siswa SDN Palmerah 03 lainnya juga mengungkapkan hal serupa.
"Senengan kayak gini karena bisa ketemu teman-teman," kata Safira.
Safira mengaku lebih mampu menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru dengan sistem belajar tatap muka.
Sementara, Retno (35), salah seorang orangtua murid yang mengizinkan anaknya dalam uji coba sekolah tatap muka mengaku anaknya sudah mengeluh bosan dalam sistem pembelajaran daring.
"Karena sudah lama hampir setahun, (pandemi) covid-19 belum selesai juga. Anak juga sudah ngeluh bosan," kata Retno saat ditemui Rabu.
Untuk sekolah tatap muka hari ini, Retno mempersiapkan sejumlah perlengkapan bagi anaknya.
"Faceshield, masker, hand sanitizer, saya beliin juga penggaris satu, pensil satu, saya bilang nggak boleh pinjem-pinjem," kata Retno.
Sementara Dwi (38), orangtua murid lainnya mengaku anaknya sangat antusias dalam menyambut uji coba ini.
"Justru semangat banget mau belajar tatap muka, bosen kali dia di rumah," kata Dwi.
Dwi memberikan izin bagi anaknya untuk mengikuti uji coba sekolah tatap muka sebab anaknya sudah berada di bangku kelas enam sekolah.
Ia khawatir, anaknya yang sebentar lagi mengikuti ujian, tidak dapat belajar efektif apabila tidak ikut pembelajaran tatap muka.
"Anak saya sudah kelas VI, bentar lagi ujian, jadi ya biar belajarnya lebih masuk lagi. Lebih fokus, lebih efektif daripada di rumah," kata Dwi.
Adapun, 85 sekolah yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta memulai uji coba sekolah tatap muka, dan akan berlangsung hingga 29 April 2021.
Kebijakan ini sejalan dengan keputusan pemerintah pusat yang sudah mengizinkan sekolah tatap muka digelar di tengah pandemi Covid-19.
Di Jakarta Barat sendiri terdapat 18 sekolah yang mulai uji coba pada hari ini.
Sekolah tersebut adalah SDN Palmerah 03, SDN Kapuk 01, SDN Kedoya Selatan 01, SDN Tegal Alur 17, SDN Kalideres 01, SDN Jembatan Lima 02, SDN Cengkareng Timur 04, SD Negeri Angke 03.
Kemudian SMP Biba Insan Mandiri, SMP Yadika 5, SMKS Cindera Mata Indah Jakarta, SMKN 60 Jakarta, SMKN 9 Jakarta, SMKS Mugammadiyah 4 Jakarta.
Selain itu, ada pula MIS Nurul Yawin, MAN 10 Jakarta, MAS Annida Al Islami dan MTSS Annida Al Islami.
Bakal diperluas
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan belajar tatap muka di sekolah akan diperluas jika uji coba pada 85 sekolah berbagai tingkatan berhasil.
"Jika ini berhasil, maka ke depan kita mempertimbangkan untuk memperluas kembali," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (6/4/20121) malam, seperti dikutip Antara.
Riza menyebutkan uji coba sekolah tatap muka sebagian tersebut, telah mendapat dukungan pemerintah pusat dan akan dijalankan dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.
Namun demikian, dia mengingatkan agar orangtua siswa yang mengizinkan anaknya ikut program ini dan para guru untuk terus mengedukasi dan mengingatkan para siswa, khususnya yang berusia Sekolah Dasar (SD) agar melaksanakan protokol kesehatan secara tertib.
"Yakinkan anak-anak kita bahwa melaksanakan prokes itu tidak sulit, kemudian dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak itu saja cukup untuk menjaga dari COVID-19," tutur Riza.
Riza juga mengharapkan program ini sukses besar mengingat tenaga pendidik sudah mengikuti program vaksinasi yang telah dilaksanakan pemerintah meski belum seluruhnya dari target yang ada sebanyak 183.327 orang.
"Memang untuk guru-guru ini baru mulai akhir Maret, tapi ini akan terus dilaksanakan dan kita tambah terus," ujarnya.
Meski demikian, Riza menyatakan orangtua murid diberikan kesempatan untuk menolak program sekolah tatap muka karena bersifat tidak memaksa.
"Memang masih banyak yang ragu, makannya kita kembalikan ke orangtua, karena ini kan menyangkut kesehatan individu, tentu hak orangtua mengizinkan atau tidak," ucapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/07/12142321/sekolah-tatap-muka-hari-pertama-sejumlah-siswa-mengaku-lebih-senang