Salin Artikel

Klaim Kemenangan Anies soal Covid-19 dan Alarm Mayat Bergelimpangan di India

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim bahwa kasus Covid-19 di Ibu Kota berhasil dikendalikan.

Ia bahkan mengatakan bahwa "kemenangan melawan pandemi ini sudah di depan mata," sebagaimana tertulis dalam keterangan persnya, Selasa (20/4/2021).

Situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang penanganan Covid-19, corona.jakarta.go.id, memperlihatkan penurunan kasus sejak awal Februari 2021.

Kasus positif harian bergerak turun dari angka 4.213 kasus per hari di tanggal 7 Februari menjadi 602 kasus di tanggal 21 April kemarin.

Meski begitu, Anies tetap meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjaga protokol kesehatan karena kasus Covid-19 bisa melonjak sewaktu-waktu.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan peribadatan di rumah ibadah dengan membatasi kapasitas hingga 50 persen.

"Jika melihat rumah ibadah tersebut sudah terisi 50 persen, maka sebaiknya beribadah di rumah untuk mencegah risiko keterpaparan," ujar Anies, seperti dilansir Tribunjakarta.com.

Meski sudah bisa mengendalikan kasus Covid-19  di ibukota, namun klaim keberhasilan Anies ini jangan sampai membuat warga lengah. Apa yang terjadi di India, harus bisa menjadi pelajaran, termasuk alarm bagi warga ibu kota, bahwa pandemi belum berakhir.

Longgar menerapkan protokol kesehatan bisa berakibat fatal. Mari lihat yang terjadi di India saat ini.

Klaim Covid-19 terkendali di India sebabkan masyarakat lengah

Pada Januari lalu, India mengklaim dirinya berhasil mengendalikan penularan Covid-19.

Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan mengatakan 146 dari 718 distrik di India mencatatkan 0 kasus selama seminggu, dan 18 distrik lainnya mencatatkan 0 kasus untuk dua minggu.

"India telah sukses mengendalikan pandemi ini," ujar Harsh seperti dilansir reuters.com.

Di bulan yang sama, jutaan penganut Hindu di India berkumpul di Sungai Gangga untuk melakukan ritual mandi bersama, Kumbh Mela.

Ritual yang berlangsung dalam waktu yang panjang dan terdiri dari setidaknya enam tahapan ini bertujuan untuk "mensucikan diri dan menghapus dosa".

Laporan bbc.com, jutaan umat Hindu masih terlihat berkerumun di Sungai Gangga yang dianggap suci hingga bulan April ini.

Selain Kumbh Mela, beberapa ritual keagamaan lain yang menghadirkan ribuan warga juga diadakan di belahan lain di India. Di antaranya festival bernama Gangasagar Mella di Kolkata dan karnaval Jallikattu di Tamil Nadu.

Di saat yang bersamaan, kasus Covid-19 di India meningkat drastis.

Catatan theguardian.com, pandemi Covid-19 di India pada awal Februari bisa disebut terkendali, dengan angka kasus harian di kisaran 10.000.

Angka ini terbilang rendah untuk sebuah negara berpenduduk sekitar 1.3 miliar jiwa.

Namun, infeksi harian terus bergerak naik dan menyebabkan grafik meningkat tajam sepanjang Februari hingga April 2021, seperti yang terlihat di data John Hopkins University di atas.

Data terakhir menunjukkan penambahan kasus harian mencapai hampir 300.000 dengan angka kematian per hari mencapai 2.000 jiwa.

Mutasi virus Corona di India dipercaya turut berkontribusi pada munculnya pandemi gelombang kedua yang jauh lebih parah dibanding gelombang pertama.

Varian yang dikenal sebagai B.1.617 ini memiliki dua mutasi yang "tidak biasa": E484Q dan L425R. Mereka dinamai juga "double mutant" atau mutasi ganda.

Mayat bergelimpangan

Drastisnya peningkatan kasus Covid-19 di India dalam waktu singkat mengakibatkan fasilitas kesehatan sekaligus tenaga kesehatan mengalami kewalahan.

Banyak rumah sakit penuh, kehabisan oksigen, dan kekurangan obat-obatan.

Ini memperparah kondisi pasien sehingga banyak di antara mereka tidak mendapat bantuan yang dibutuhkan hingga akhirnya meninggal dunia, seperti dilaporkan aljazeera.com.

Selain itu, fasilitas krematorium juga tidak sanggup menampung banyaknya jenazah yang harus dibakar.

Alhasil, jenazah tampak menumpuk di pintu masuk krematorium, salah satunya terletak di Kota Ghaziabad, sebagaimana ditulis oleh The Times of India.

Kelengahan masyarakat India dalam menjaga protokol kesehatan dan kelalaian pemerintah dalam menjaga situasi agar tetap kondusif telah mengakibatkan munculnya "gelombang kedua yang mematikan".

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/22/10401831/klaim-kemenangan-anies-soal-covid-19-dan-alarm-mayat-bergelimpangan-di

Terkini Lainnya

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke