Salin Artikel

Saat Pangdam Jaya Bertekad Tumpas "Mata Elang" Debt Collector yang Mengarah Premanisme...

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim gabungan Polres Jakarta Utara, Unit Reserse Kriminal Polsek Koja, dan Kodim 0502 menangkap 11 debt collector atau mata elang yang coba merampas mobil di Kelurahan Semper, Jakarta Utara, Kamis (6/5/2021).

Saat kejadian percobaan perampasan, mobil tersebut tengah dikendarai anggota TNI, tepatnya Babinsa Sersan Dua (Serda) Nurhadi yang sedang mengantar orang sakit.

Adapun penangkapan tersebut terjadi pada Minggu (9/5/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.

Polisi pun menjerat para tersangka dengan Pasal 335 ayat (1) dan Pasal 53 Jo 365 KUHP soal Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Angkatan Darat Dudung Abdurachman lantas angkat bicara mengenai peristiwa yang melibatkan anggotanya.

Serda Nurhadi menolong pemilik mobil

Dudung menceritakan kronologi kejadian dugaan perampasan mobil oleh para debt collector.

Ia menjelaskan, awalnya Serda Nurhadi mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada kemacetan di salah satu jalan di Kelurahan Semper, sekitar pukul 14.00 WIB.

"Kemudian ada laporan lagi bahwa ada masyarakat yang ribut dengan debt collector," kata Dudung saat ditemui di Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).

Para anggota mata elang itu diketahui cekcok dengan pemilik mobil Honda Mobilio bernama Naras.

Serda Nurhadi lantas mendatangi lokasi dan mencoba berdialog dengan debt collector.

Sampai di lokasi, Serda Nurhadi menyadari ada orang tua yang sakit dan anak-anak menangis di dalam mobil tersebut.

"Atas informasi tersebut, maka Serda Nurhadi datang ke lokasi, kemudian berdialog dengan debt collector. Kemudian Serda Nurhadi melihat ada di dalam mobil anak-anak menangis dan ada orang tua yang kesakitan," urai Dudung.

Mengetahui bahwa Naras dan keluarganya hendak menuju rumah sakit untuk pengobatan, Serda Nurhadi pun berinisiatif mengambil alih kendaraan dan mengantar keluarga pemilik mobil.

Sebab, ia ingin mengurai kemacetan yang sedang terjadi di lokasi.

Ketika telah mengambil alih kemudi, Naras mengarahkan Serda Nurhadi ke jalan Tol Koja.

Tepat di pintu tol, Serda Nurhadi memberhentikan kendaraan karena menilai tidak perlu masuk jalan tol jika ingin ke rumah sakit.

"Diarahkan pemilik (kendaraan) ke arah tol, maka Serda Nurhadi memberhentikan, karena dia pikir kenapa harus ke tol, padahal mau ke RS. Nanti pikiran yang bersangkutan (Nurhadi) kalau ke tol ini jangan-jangan mau melarikan diri," ucap Dudung.

Karena tak bisa memundurkan mobil matik milik Naras, Serda Nurhadi lantas meminta pemilik mobil untuk mengambil alih kemudi.

Saat hendak bertukar tempat itulah para debt collector kembali mendekati kendaraan itu dan terjadilah aksi berebut kunci mobil.

"Terjadilah di situ perselisihan, ketika Serda Nurhadi mau pindah ke belakang, terjadi perselisihan perebutan kunci saudara Naras dengan debt collector," tutur Dudung.

Cekcok akhirnya bisa ditenangkan dan terjadi kesepakatan mobil dibawa ke Polres Jakarta Utara.

Mengetahui ada anggotanya di tengah-tengah perselisihan, TNI lantas dengan cepat mengamankan Serda Nurhadi dan memastikan ia tidak ada kaitannya dengan pemilik mobil.

"Kami dari Kodam Jaya bertindak pertama mengamankan Serda Nurhadi, kemudian kita proses Serda Nurhadi jangan sampai Serda Nurhadi justru ada kaitannya dengan pemilik mobil yang jelas-jelas tidak melunasi," jelas Dudung.

Setelah memeriksa Serda Nurhadi, Dudung memastikan anggotanya murni hanya berperan sebagai penolong keluarga Naras yang hendak ke rumah sakit.

"Karena betul-betul Serda Nurhadi hanya ingin membantu untuk tidak terjadi kemacetan, kedua untuk membantu masyarakat (ketika) sedang kesulitan," ujar Dudung.

Tekad berantas premanisme

Belajar dari kasus tersebut, Dudung pun secara tegas menyatakan tekad TNI untuk menumpas aksi premanisme debt collector hingga geng motor di wilayah Jabodetabek.

Hal itu bahkan sudah Dudung bahas dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.

Dengan demikian, nantinya tidak ada lagi toleransi dalam menghadapi aksi premanisme debt collector.

"Tidak ada karena kekuasaan tertentu memanfaatkan pihak-pihak tertentu sehingga menggunakan premanisme termasuk premanisme yang lain seperti geng motor dan sebagainya, rencana kita akan tumpas," ucap Dudung.

Dudung menilai, ulah debt collector yang mencoba merampas kendaraan debitur telah membuat masyarakat resah.

Dia pun meminta semua pihak untuk berkontribusi dalam ketentraman dan kedamaian di wilayah Jabodetabek sehingga masyarakat dapat bebas melaksanakan aktivitas tanpa rasa takut.

Dudung juga mengimbau warga agar segera melapor ke TNI-Polri apabila terjadi aksi premanisme di sekitar mereka.

"Laporkan ke TNI-Polri, maka kami akan bantu secepat mungkin untuk membantu masyarakat," katanya lagi.

Di sisi lain, Dudung menyarakan pihak kreditur untuk memberikan toleransi kepada debitur sehingga tak ada lagi tindak premanisme ketika melakukan penagihan.

Apalagi, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menetapkan restrukturisasi kredit untuk meringankan beban debitur di tengah pandemi Covid-19.

"Dari OJK ini sudah resmi memperpanjang restrukturisasi kredit hingga Maret 2022. Kebijakan ini diharapkan meringankan debitur di masa pandemi Covid-19," pungkasnya.

(Reporter: Singgih Wiryono / Editor: Sandro Gatra)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/11/07222181/saat-pangdam-jaya-bertekad-tumpas-mata-elang-debt-collector-yang-mengarah

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke