JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, 17 Juni 2021, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merayakan ulang tahun yang ke-13.
Perseroan terbatas yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini memiliki tanggung jawab untuk membangun sarana-prasarana MRT dan mengoperasikan alat transportasi massal tersebut.
Setelah melalui proses perencanaan dan persiapan yang panjang, yakni sekitar 25 tahun, MRT akhirnya beroperasi di Jakarta pada 24 Maret 2019.
Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian perdana fase I MRT yang memiliki panjang 15,7 kilometer, terbentang dari selatan Jakarta di Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta Pusat.
Saat ini pembangunan fase II MRT sepanjang 11,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Ancol Barat di Jakarta Utara sedang berlangsung dan ditargetkan selesai Maret 2025.
Proyek yang digadang-gadang dapat mengatasi kemacetan di Ibu Kota itu diklaim mampu mengangkut hingga 175.000 penumpang per hari.
Seperti apa perjalanan panjang pembangunan MRT hingga terwujud seperti sekarang? Kompas.com merangkumnya di sini.
Dicetuskan BJ Habibie
Ide pembangunan MRT dicetuskan sejak tahun 1985 oleh Bacharudin Jusuf Habibie.
Saat itu ia menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Habibie mengatakan bahwa ia tengah mendalami berbagai studi dan penelitian demi menghadirkan transportasi massal berupa proyek MRT di Ibu Kota.
Ada empat studi yang dimaksud BJ Habibie, yakni:
Era Sutiyoso
Studi-studi ini kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang menjabat selama 10 tahun (1997-2007).
Konsep awal pembangunan MRT yang akan dibangun pada saat itu adalah konstruksi jalur bawah tanah yang disebut sebagai subway.
Pada 2005, Presiden Republik Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional.
Subkomite MRT pun dibentuk untuk mendirikan perusahaan operator MRT.
Di pengujung jabatan Sutiyoso Pada 18 Oktober 2006, dasar persetujuan pinjaman dengan Japan Bank for International Coorporation (JBIC) pun dibuat.
Pada 28 November 2006, penandatanganan persetujuan pembiayaan proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar.
JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia untuk menunjuk satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.
Era Fauzi Bowo
PT MRT Jakarta resmi berdiri ketika Fauzi Bowo menempati Balai Kota Jakarta pada 2008.
Tahun itu juga perjanjian pinjaman untuk tahap konstruksi ditandatangani, termasuk pula studi kelayakan pembangunan MRT.
Pada 23 September 2010, Fauzi Bowo yang dikenal dengan panggilan Foke bertemu dengan BJ Habibie.
Pertemuan yang berlangsung di kediaman BJ Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, itu berlangsung selama lebih kurang tiga jam.
Pada kesempatan itu, BJ Habibie memberikan masukan kepada Foke terutama terkait pengadaan MRT yang sudah pernah dikaji sejak tahun 1986.
Di pengujung jabatannya pada Kamis (26/4/2012), Foke meresmikan pencanangan pembangunan proyek MRT tahap I koridor selatan-utara sepanjang 15,7 km dari Lebak Bulus-Bundaran HI.
"Dengan pencanangan ini saya bisa bernapas lega dan kami membuktikan bahwa kami serius dan benar berniat untuk membuatnya. We really meant it," kata Foke saat itu.
Pekerjaan persiapan yang langsung bisa dimulai antara lain pemindahan terminal angkutan umum Lebak Bulus, pemindahan Stadion Olahraga Lebak Bulus, pemindahan ultilitas, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek.
Eksekusi di era Jokowi-Ahok
Pembangunan MRT yang prosesnya cukup panjang itu akhirnya terealisasi saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Proyek ini secara resmi dibangun dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 10 Oktober 2013 di tempat yang sekarang menjadi Stasiun Dukuh Atas.
Meski Jokowi meletakkan jabatannya di DKI Jakarta, pembangunan ini terus berlanjut pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Jokowi sempat menegaskan bahwa MRT yang kini sudah bisa dinikmati masyarakat Jakarta merupakan keputusan politiknya saat menjabat Gubernur DKI bersama Ahok yang menjadi wakilnya
"Itu pun putusan politiknya, kita putuskan saat saya jadi Gubernur saat itu dengan Pak Ahok," kata Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan 10.000 pengusaha untuk pencalonan dirinya sebagai presiden yang kedua kali di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Pada 24 Maret 2019, proyek tersebut akhirnya diresmikan oleh Jokowi di Bundaran HI.
(Penulis : Ryana Aryadita Umasugi/ Editor : Farid Assifa)
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/17/06405281/perjalanan-panjang-mrt-jakarta-dicetuskan-habibie-dan-dieksekusi-jokowi