Salin Artikel

"Saat PPKM Mikro Saja Usaha Kami Turun 60 Persen, Entah Bagaimana dengan PPKM Darurat..."

PPKM Darurat merupakan pembatasan-pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dibandingkan yang selama ini sudah berlaku. Kebijakan ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 yang semakin bertambah akhir-akhir ini.

Kebijakan ini menyasar sejumlah wilayah kabupaten/kota di Jawa dan Bali. Wilayah Jabodetabek merupakan salah satu wilayah yang akan diterapkan PPKM darurat.

Sejumlah warga menyambut kebijakan baru ini dengan berbeda.

Sofari, pemilik usaha rental mobil di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, berpendapat, PPKM darurat akan sangat berdampak pada bisnisnya.

"Sebelum ini, masa PPKM mikro pekan lalu saja, usaha penyewaan kendaaraan kami mengalami penurunan hampir 60 persen. Entah bagaimana dengan aturan yang lebih ketat (PPKM darurat)," kata Sofari saat dihubungi, Kamis (1/7/2021).

Meski demikian, Sofari mengaku akan menaati setiap aturan pemerintah. Sebab, ia percaya bahwa kebijakan itu diambil sebagai usaha dalam melawan Covid-19.

"Yang penting tidak lockdown, karena kalau sampai lockdown, semua kegiatan pasti akan lumpuh total dan pasti akan berdampak pada perekonomian," ungkap dia.

Sementara itu, Pacul, seorang pengemudi ojek online di Bekasi, mengaku siap mengencangkan ikat pinggang saat PPKM darurat dimulai.

Pasalnya, Pacul dan para pengojek online lainnya akan kesulitan jika warga yang beraktivitas makin sedikit.

"Pastinya pendapatan kami menurun lagi. Pasti ada beberapa layanan yang dinonaktifkan, terutama bagi ojek online dengan layanan angkut penumpang," kata Pacul saat dihubungi.

Meski demikian, Pacul berujar, para pengemudi ojek online sudah terlatih dengan keadaan seperti ini. Berdasarkan pengalaman setahun belakangan, sopir ojek online mulai mencari alternatif rezeki lain.

"Tapi semenjak awal pandemi banyak rekan-rekan yang belajar menerima kenyataan dan mulai cari alternatif dengan mengangkut paket atau food. Saya lihat juga banyak yang malah jadi nyaman main di food atau paket," ungkapnya.

Berbeda dengan keduanya, Syafa, warga Depok yang bekerja di salah satu badan pemerintahan, menyambut baik PPKM darurat.

Menurut Syafa, kasus Covid-19 saat ini sudah sangat buruk. Lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini membuatnya khawatir, terlebih ia sedang hamil tua.

"Senang kalau aturannya bisa lebih tegas. Khawatir juga karena sedang hamil tua, tapi di lingkungan sekitar sudah banyak yang terpapar. Jadi khawatir kalau keluar rumah dan terpaksa beraktivitas," kata dia.

Meski mendukung kebijakan ini, Syafa mengaku khawatir dengan perekonomian keluarganya.

Sebab, pada aturan-aturan yang diberlakukan sebelumnya, perekonomian keluarganya terkena dampak yang cukup besar.

"Yang dikhawatirkan dari kebijakan ini itu dampaknya pada perekonomian masyarakat. Sebelumnya, banyak karyawan yang gajinya dipotong atau di-PHK. Sebal, dengan perusahaan yang mengambil kesempatan dengan sengaja memotong gaji karyawan. Semoga gaji suami saya juga enggak dipotong lagi, "harapnya.

Sementara itu, Zeni, warga Tangerang, menyatakan bahwa kebijakan ini bagus untuk karyawan perusahan di Jakarta seperti dirinya, tetapi tidak bagi karyawan pabrik maupun pedagang.

"Kebijakan ini bagus untuk saya, tapi kebijakan ini tidak menyentuh pekerja di bidang pabrik seperti kakak saya. Dia tetap harus bekerja, walaupun sebenarnya khawatir dengan keadaan Covid-19 saat ini, " ujarnya.

Selain pekerja pabrik, Zeni juga menyoroti pekerjaan Ibunya yang berdagang di pasar.

"Bukan PPKM saja, tapi sejak lama kebijakan pembatasan-pembatasan yang ada memang sudah menuruni omzet Ibu saya, karena dagangannya menyuplai rumah makan dan warung, sedangkan jam operasional mereka dibatasi," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/01/16452441/saat-ppkm-mikro-saja-usaha-kami-turun-60-persen-entah-bagaimana-dengan

Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke