Salin Artikel

Cerita Driver Ojol Bertualang Portal Gang Tiap Ada Pembatasan, Basah Kuyup karena Sering Disiram Disinfektan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pembatasan mobilitas warga untuk menekan penyebaran Covid-19 kembali diberlakukan. Kali ini, pembatasan mobilitas itu dinamakan PPKM Darurat yang diberlakukan selama 3-20 Juli 2021.

Salah satu dampak dari pemberlakuan sistem pembatasan adalah banyak jalan yang ditutup, termasuk jalan permukiman. Meski bertujuan baik yakni mengurangi mobilitas warga, keadaan ini ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi para ojek online.

Salah satu pengemudi ojek online, Anggi menceritakan tantangan yang dialaminya  setiap masa pemberlakuan pembatasan baik itu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) maupun PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), yaitu ditutupnya jalan-jalan.

"Suka duka antar paket atau makanan di masa pembatasan itu ya begini, banyak gang yang diportal," curhat Anggi, ojek online asal Bekasi.

Keadaan tersebut sering kali membuatnya harus memutar jalan.

"Sering lagi antar makanan menuju rumah pembeli, hampir semua jalannya diportal. Padahal sudah senang waktu liat peta, lokasinya dekat. Tapi karena diportal, saya jadi mutar-mutar, " lanjut dia.

Jika rumah yang dituju sudah dekat dari tempat jalanan ditutup, ia sering terpikir untuk melanjutkan dengan berjalan kaki. Namun, hal ini membuatnya dilema.

"Kalau dipaksakan jalan kaki, motor ditinggal di dekat portal. Bahaya, berisiko hilang. Tapi kalau lanjut nyetir, jaraknya kadang bisa 1 kilometer. Lumayan bensinnya," curhat Anggi.

Namun, keadaan jalanan yang diportal seperti sekarang menurutnya masih lebih baik dibandingkan momen di awal pandemi tahun lalu. Saat itu, banyak jalan tidak hanya diportal, melainkan juga orang yang melintas harus didesinfektan.

"Terkadang masuk ke perumahan itu dijaga ketat. Setiap masuk harus disemprot disfektan. Pernah sampai 5 kali bolak-balik ke perumahan itu, pasti basah. Bahkan belum kering, sudah harus disemprot lagi, " kenang dia sambil tertawa.

Ia bersyukur, pada masa pembatasan kali ini, tidak banyak pos penjagaan yang mewajibkan didesinfektan. Meskipun ia cukup khawatir dengan penyekatan di sejumlah jalan besar.

Meskipun dirinya termasuk golongan pekerja yang diperbolehkan melintas asalkan bisa menunjukkan bukti pesanan, Anggi mengaku tetap khawatir dengan kemacetan yang ditimbulkan di lokasi-lokasi tersebut.

Oleh karena ini, ia menyikapinya dengan hanya mengambil orderan makanan yang dekat-dekat. Meskipun masih harus berhadapan dengan portal-portal jalanan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/06/16122571/cerita-driver-ojol-bertualang-portal-gang-tiap-ada-pembatasan-basah-kuyup

Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke