Salin Artikel

Selama Oktober, Imigrasi Tolak 57 WNA yang Masuk Indonesia Lewat Bandara Soekarno-Hatta

TANGERANG, KOMPAS.com - Imigrasi menolak kedatangan 57 warga negara asing (WNA) yang masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, selama bulan Oktober 2021.

Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto menyatakan, puluhan WNA itu ditolak memasuki Indonesia lantaran dokumen perjalanan yang dibawa tidak sesuai dengan tujuan asli mereka.

"Di Oktober ini, ada kurang lebih 57 (WNA). Rata-rata dari Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan," ungkapnya pada awak media, Selasa (12/10/2021).

"(Alasan penolakan) Karena tidak sesuai dengan apa peruntukan tujuannya di sini. Jadi tujuan yang enggak jelas, kita tolak," sambung dia.

Romi menyebut, dari 57 orang asing itu, pihaknya terakhir kali menolak masuk 12 warga negara (WN) dari Sri Lanka, pada 5 Oktober 2021.

Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Sri Lanka Airlines UL-1364 dari Kolombo, Sri Lanka.

Sebanyak 12 WN Sri Lanka itu ditolak masuk juga karena tujuan yang tidak sesuai dokumen perjalanan mereka.

"Mereka tidak menggunakan dokumen sebagai pekerja anak buah kapal (ABK). Padahal pengakuan mereka, mereka hendak bekerja sebagai ABK di Batam," urai Romi.

Romi menuturkan, para WN Sri Lanka itu berusia 25-35 tahun.

Usai kedatangannya ditolak, mereka langsung dipulangkan ke negara asalnya.

Adapun pembiayaan atas pemulangan itu ditanggung oleh maskapai yang mengangkut mereka.

"Kalau soal pembiayaan itu ditanggung dari pengangkutnya (maskapai)," sebut dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/12/20280301/selama-oktober-imigrasi-tolak-57-wna-yang-masuk-indonesia-lewat-bandara

Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke