Salin Artikel

Wagub DKI: Keputusan Lokasi Sirkuit Formula E Tunggu Tinjauan FEO

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan keputusan lokasi sirkuit Formula E masih menunggu peninjauan yang akan dilakukan oleh Formula E Operation (FEO).

"Keputusan itu akan diambil setelah melalui tinjauan dari Formula E (FEO) tersebut," kata Riza dalam keterangan video, Jumat (29/10/2021).

Riza mengatakan, sejauh ini masih ditetapkan lima alternatif lokasi sirkuit untuk Formula E. Lokasi yang pernah disebut Riza adalah Pulau Reklamasi Pantai Maju Bersama dan kawasan Senayan.

Namun Riza enggan memberikan informasi terkait tiga lokasi lainnya.

"Seperti yang sering sudah saya sampaikan ada lima alternatif lokasi sedang menunggu proses secara teknis dan akan ditinjau langsung oleh utusan Formula E (FEO)," tutur Riza.

Riza sebelumnya menyebut FEO akan meninjau lokasi sirkuit Formula E di Jakarta akhir bulan Oktober 2021.

"Insya Allah bulan ini. Kita tunggu nanti pihak Formula E yang akan melihat pilihannya," tutur Riza.

Namun hingga Oktober 2021 bersisa dua hari lagi, FEO masih belum meninjau kesiapan lima opsi Formula E di Jakarta.

Perjalanan panjang mencari lokasi sirkuit Formula E dimulai karena lokasi awal di Monumen Nasional ditolak oleh pemerintah pusat karena merupakan kawasan cagar budaya.

Sejak ditolak pemerintah pusat di tahun 2020, Monas tak lagi jadi jadi opsi penyelenggaraan ajang balap mobil listrik itu.

"Di Monas itu kan ring 1, dari pemerintah belum memungkinkan di situ," kata Riza, Kamis (7/10/2021).

Sehingga muncul lima opsi lain, salah satunya di Pulau Reklamasi Pantai Maju Bersama.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/29/09595671/wagub-dki-keputusan-lokasi-sirkuit-formula-e-tunggu-tinjauan-feo

Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke