Salin Artikel

Warga Sebut Banjir di Larangan Utara karena Area Resapan Air Minim

Banjir yang terjadi karena hujan lebat itu baru surut sekitar pukul 22.00 WIB pada hari yang sama atau sekitar tujuh jam kemudian.

"Banjir kira-kira dari jam 15.00 WIB. Jam 22.00 WIB baru surut, kurang lebih tujuh jam (banjir menggenang)," kata Raziman, Senin.

Dia menceritakan, banjir yang masuk ke rumah atau tokonya hanya sekitar 20 sentimeter. Namun, banjir di depan kediamannya hampir satu meter.

Banjir di dalam rumahnya lebih rendah karena kediamannya lebih tinggi dari jalan di depan kediamannya.

"Dari sini yang sampai masuk sekitar 20 sentimeter, kalau di luar, di jalanan itu sampai sepahalah," ungkapnya.

Raziman menyebutkan, meski memasuki kediamannya, banjir itu tak sampai merusak peralatan di rumahnya. Banjir pun tidak merusak alat-alat jualannya.

"Barang-barang si enggak ada yang rusak meskipun masuk ke dalam. Karena kan banjirnya masih 20 sentimeter. Kecuali kalau tinggi banget, kulkas sama lainnya saya angkatin," paparnya.

Raziman mengatakan, banjir yang terjadi tergolong parah lantaran area resapan di sana sudah tinggal sedikit. Menurut dia, terlalu banyak area resapan yang kemudian dijadikan area rumah warga di Larangan Utara.

Terlebih, level area di sekitar Jalan Prof Hamka memang tergolong lebih rendah dari pada area lain di Larangan Utara.

"Ini kan bagian bawah, kayak mangkok gitu. Solusinya ya drainasenya dibersihin. Udah dibuat rumah-rumah semua, area resapannya dikit," tutur Raziman.

Endang (60), warga Gang Kicau di Larangan Utara, juga menyebut banjir di permukimanya surut setelah tujuh jam. Dia mengaku selalu kerepotan usai banjir surut karena harus membersihkan sisa lumpur dan sampah di kediamannya.

"Aduh pasti kerepotan ya sama lumpur dan sampah sisa-sisa banjir," ungkapnya saat ditemui, Senin.

Endang juga mengaku bahwa banjir di sana tergolong lebih parah daripada banjir yang terjadi pada Februari 2021 akibat proyek peninggian jalan menuju sungai di Jalan Prof Hamka, Larangan Utara.

Meski jarak antara peninggian jalan dan Gang Kicau terpaut jauh, tetapi imbas dari proyek tersebut mencapai permukiman Endang. Jarak Gang Kicau dengan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sekitar 230 meter.

Menurut dia, proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sudah berlangsung dua bulan dan belum rampung hingga saat ini.

"Kan jalan ke arah jembatan ditinggiin, nah aliran air jadinya enggak bisa ngalir di sana. Jadi banjir kemarin itu dari dua sumber, makanya lebih parah dan banjirnya lebih tinggi," kata Endang.

Selain imbas proyek itu, luapan anak kali yang berada di dekat Gang Kicau juga menjadi penyebab banjir. Dia menyebutkan, banjir masuk ke rumahnya hingga sekitar se-mata kaki. Namun, banjir di depan kediamannya sektiar satu meter.

Saat banjir terjadi pada Minggu kemarin, Endang langsung mengevakuasi kendaraan-kendaraan miliknya ke tempat yang lebih tinggi.

Endang berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dapat membuat turap di anak kali yang terletak di dekat Gang Kicau dan mempercepat pengerjaan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/08/19323901/warga-sebut-banjir-di-larangan-utara-karena-area-resapan-air-minim

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke