JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah parkir liar di Ibu Kota Jakarta terus bergulir.
Baru-baru ini, seorang pelanggan minimarket di kawasan Jakarta Pusat dibuat kesal oleh juru parkir liar yang mencaci maki dan hampir memukuli dirinya karena diberi pecahan koin sebagai bayaran parkir.
Regional Corporate Communication Manager PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Budi Santoso mengatakan bahwa gerai Alfamat dan Alfamidi sebenarnya bebas biaya parkir.
Namun, kebijakan tersebut sulit direalisasikan karena maraknya keberadaan juru parkir liar yang dikuasai organisasi masyarakat (ormas).
"Kita memang belum 100 persen bebas (juru parkir liar) karena ada keterlibatan lingkungan. Selama ini sudah ada yang mengelola parkir di lingkungan sekitar swalayan tersebut, mungkin dari warga atau organisasi masyarakat," kata Budi di Jakarta, Kamis (16/12/2021).
"Inginnya semua (masalah dapat diselesaikan) secara persuasif dan baik, tanpa ada ancaman atau lainnya. Kita ingin duduk bareng membicarakan ini, bagaimana jalan yang terbaik bagi kedua belah pihak," ungkap dia.
Mengapa masalah parkir ini begitu sulit diselesaikan?
Kontan.id mengungkap potensi besar dari bisnis parkir di Jakarta.
Membludaknya jumlah kendaraan di Ibu Kota dan sekitarnya membuka peluang bisnis yang mendatangkan keuntungan besar.
Potensi bisnis parkir di ibukota diperkirakan mencapai sekitar Rp 1,8 triliun per tahun. Apalagi tarif parkir terus naik sehingga potensinya semakin besar. Itu sebabnya banyak perusahaan membidik usaha ini.
PT Centrepark Citra Corpora bahkan rela menggelontorkan ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk memulai bisnis parkir.
"Jika bisnisnya berjalan bagus, kontrak lima tahun, dalam 2,5 tahun sampai tiga tahun sudah bisa balik modal," ujar Presiden Direktur PT Centrepark Citra Corpora Charles Oentomo 2017 lalu.
Elisa Lumbantoruan, Presiden Direktur PT ISS Indonesia juga melihat bahwasanya bisnis parkir di Jakarta masih menggiurkan.
ISS Indonesia banyak membidik lahan parkir terbuka yang belum terintegrasi dengan sistem parkir di gedung-gedung.
Saat itu, pada 2017, kontribusi dari jasa parkir terhadap pendapatan ISS Indonesia masih di bawah 5 persen.
ISS Indonesia sudah memiliki sekitar 200 lahan parkir. Ke depan, perusahaan ini fokus pada jasa parkir di rumah sakit dan kampus yang tidak memiliki gedung parkir.
"Tahun depan, kami berharap bisnis parkir bisa menyumbang 10 persen terhadap total pendapatan perusahaan,” ujar Elisa.
(Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Wahyu T.Rahmawati)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kontan.id dengan judul “Bisnis jasa parkir masih menjanjikan”.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/17/10242951/bisnis-parkir-yang-menggiurkan-di-jakarta-potensi-capai-hampir-rp-2