Rabu (29/12/2021) siang itu, dokter muda Rio (22), dokter muda Febrian (22), dan calon perawat Putri (20) dengan teliti dan bersemangat menyuntikkan satu dosis vaksin Covid-19 kepada setiap siswa SDN 11 Duri Kepa, di salah satu ruang kelas di sana.
Gerak ketiganya tampak cekatan, sesuai prosedur, dan luwes menghadapi anak-anak. Siapa sangka, ini adalah kali pertama mereka memvaksinasi Covid-19 kepada anak.
Putri, mahasiswa keperawatan tingkat akhir di STIKES Ihsan Medical Center ini bercerita, saat ditawari menjadi relawan vaksinator anak oleh sebuah yayasan, ia langsung mengiyakan.
Meski menguasai prosedur dan ilmunya, Putri mengaku berdebar-debar ketika pertama kali menyuntikkan vaksin.
"Deg-degan sekali, tapi senang, karena ini pertama kalinya menyuntikkan ke anak. Sebelumnya hanya di bagian screening aja," ungkap Putri.
Putri juga mengaku menjadi lebih berhati-hati dan teliti, sebab ia belajar dari berbagai kegiatan vaksinasi yang dilakukan nakes lainnya selama ini.
Putri menyadari bahwa ia tidak boleh membuat kesalahan sekecil apa pun.
"Pastinya ada rasa takut, karena baru pertama kali, tapi ini membuat saya jadi jauh lebih berhati-hati," kata Putri.
Rio, dokter muda yang baru saja mendapat gelar Sarjana Kedokteran dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini mengaku cukup kaget dengan perilaku anak-anak menjelang divaksinasi.
"Ternyata memvaksin anak-anak ini ribet juga, berisik, banyak yang nangis, tapi banyak juga yang lucu. Tadi ada anak-anak yang dipegangin sampai tiga orang," ungkap Rio.
Dari pengalaman pertamanya itu, Rio belajar bahwa dibutuhkan kesabaran ekstra jika nantinya menghadapi pasien anak.
"Hari ini saya jadi belajar bagaimana menyikapi anak-anak yang takut jarum. Harus ekstra sabar memang," kata Rio yang sengaja memakai aksesori kepala bergambar karakter paus untuk menghibur anak-anak.
Sementara itu, Febrian menyadari bahwa memvaksinasi anak-anak terkadang tidak jauh berbeda dengan orang dewasa.
Febrian, yang sudah beberapa kali menjadi vaksinator Covid-19 orang dewasa, mengatakan bahwa orang dewasa pun bertingkah seperti anak-anak di hadapan jarum suntik.
"Saat memvaksin orang dewasa pun sama saja situasinya, karena orang dewasa pun banyak yang tingkahnya seperti anak-anak," ungkap Febrian.
Berbagai perilaku peserta vaksinasi, baik anak-anak maupun dewasa, dinilai Febrian sebagai hal yang wajar.
Febrian justru belajar bahwa seorang vaksinator harus bisa menyikapinya dengan profesional.
"Di situ saya belajar, menjadi seorang vaksinator harus bisa menanggapi bagaimana pun keadaan mereka," pungkas Febrian.
Adapun vaksinasi di SDN 11 Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dilakukan kepada 426 siswa.
Bekerja sama dengan Polsek Kebon Jeruk dan Yayasan Tuna Bakti Nusantara, vaksinasi dilakukan kepada siswa kelas satu hingga kelas enam.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/30/08331951/cerita-nakes-muda-pertama-kali-vaksinasi-siswa-deg-degan-harus-sabar