Berpakaian serba hitam dengan menenteng beberapa barang berbungkus hitam, Ferdi Dapitra (21) mengaku bingung harus berbuat apa.
Sebab, ia yang ternyata seorang kurir ekspedisi harus mengantar paket kepada seorang warga yang lingkungan rumahnya sedang diberlakukan micro lockdown atau karantina mikro.
"Saya ngambil barang dari kantor di Tanjung Duren untuk diantarkan ke sini, tujuannya warga di dalam (yang dikarantina mikro)," kata Ferdi, Sabtu (15/1/2022).
Ferdi bingung karena nomor kontak penerima yang tertera di paket tidak bisa dihubungi. Sementara itu, ia tidak bisa masuk mengantarkan paket ke depan rumah si penerima karena dijaga ketat.
"Kurir jadi kesulitan juga, karena kadang nomornya enggak bisa dihubungi, sedangkan kita enggak bisa masuk juga," kata dia sambil terus menghubungi nomor penerima.
Ferdi pun tidak bisa menitipkan paket tersebut di pos jaga. Sebab, paket tersebut adalah paket khusus yang harus diterima oleh si penerima itu sendiri.
Ia sejak awal memang sudah mengetahui bahwa alamat tujuan pengantaran masuk wilayah karantina.
Pihak manajemen perusahaannya pun telah menginformasikan situasi tersebut sebelum meminta Ferdi mengantar paket. Namun Ferdi mengaku tetap mengantarkannya meski takut.
"Takut sih sebenarnya ngantar ini, tapi ngantarnya juga terpaksa, karena buat kerja, buat cari uang," kata dia.
Ferdi berujar, jika penerima tidak juga bisa dihubungi, ia akan mengambil langkah dengan mengikuti prosedur perusahaannya. Ia akan membawa kembali paket tersebut ke kantornya.
"Saya sudah datang, kalau enggak bisa dihubungi, ya kita bawa balik paketnya," pungkas dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/15/15162511/cerita-kurir-bingung-dan-takut-antar-paket-ke-warga-di-lokasi-micro