Salin Artikel

Epidemiolog Sarankan Pemprov DKI Hentikan PTM 100 Persen Menyusul 39 Sekolah Ditutup karena Kasus Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyarankan Pemprov DKI Jakarta menghenatikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen hingga pertengahan Maret, menyusul ditutupnya 39 sekolah karena adanya siswa dan guru yang terpapar Covid-19.

Menurut Dicky penghentian sementara PTM 100 persen penting untuk mencegah laju penularan Covid-19 di Jakarta kembali melonjak tak terkendali.

"Saat ini saya kira perlu. Karena tren kasusnya sudah terlihat semakin meningkat. Dan satu dari kasus infeksi makin meningkat di tengah minimnya testing kita. Di tengah kapasitas 3T kita yang minim," kata Dicky, dikutip dari Kompas.id, Selasa (18/1/2022).

"Sehingga menurut saya untuk keamanan setidaknya sampai awal atau pertengahan Maret lah kita lihat ini perlu online dulu," ujarnya.

Dicky berujar, lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta saat ini tentu akan berdampak pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Karena itu Pemprov perlu mengambil langkah cepat menyikapi temuan Covid-19 saat pelaksanaan PTM 100 persen.

Dicky merujuk pada negara-negara di belahan dunia lain yang juga terdampak ledakan omicron dengan kapasitas deteksi kasus yang bagus.

Di negara-negara tersebut, dampak pada anak terutama yang belum mendapat vaksinasi Covid-19 sangat serius, baik dari tingkat kematian, keterpakaian ruang ICU, serta hunian rumah sakit yang meningkat.

"Dan ini bicara bukan hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang sehingga saya kira ini keputusan yang betul-betul (harus) diambil dan dilihat juga untuk banyak daerah dan tentu ini bukan yang sifatnya permanen," katanya.

Kendati demikian, Dicky mengatakan untuk penutupan PTM sebaiknya didasarkan pada hasil asesmen resiko di masing-masing daerah.

"Sekali lagi ini tidak bisa digeneralisir di setiap daerah. Bagaimana hasil asesmen itu yang akhirnya memutuskan, ini lebih baik ditutup dulu nanti dibuka lagi sebulan kemudian atau masih ditunda seminggu lagi," ujar Dicky.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 39 sekolah di DKI Jakarta ditutup akibat adanya temuan kasus Covid-19 saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Total 67 kasus Covid-19 ditemukan di 39 sekolah tersebut, sebagaimana yang disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Menurutnya, sebagian sekolah terdampak sudah kembali dibuka setelah PTM 100 persen dihentikan sementara.

"Total yang ditutup ada 39 sekolah. Namun, sebagian sudah dibuka kembali. Dari total sekian (67 kasus Covid-19), peserta didik yang terpapar berjumlah 62, pendidik dua, dan tenaga kependidikan tiga," kata Riza di Balai Kota, Senin (17/1/2022) malam.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/19/08300231/epidemiolog-sarankan-pemprov-dki-hentikan-ptm-100-persen-menyusul-39

Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke