Kuasa hukum keluarga Fredy, Antonius Badar Karwayu, mengatakan bahwa otopsi jenazah Fredy dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, pada Senin (17/1/2022).
Upaya otopsi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian karena ada beberapa luka di tubuh Fredy yang dianggap keluarga tidak wajar.
"Hasil otopsi sementara kami tanya ke dokter, disebutkan ada luka di kaki. Dan itu luka lama yang baru mengering, diperkirakan terjadi lebih dari tiga hari," ujar Antonius saat dihubungi, Rabu (19/1/2022).
Antonius mengatakan, berdasarkan hasil sementara otopsi jasad Fredy, dokter juga menyebutkan bahwa Fredy meninggal dunia karena sakit.
Adapun keluarga Fredy mengonfirmasi bahwa putranya memiliki riwayat sakit jantung.
Antonius mengatakan, saat ini keluarga sedang menunggu bukti fisik hasil otopsi terhadap jenazah Fredy.
"Hasil otopsi keluar sekitar seminggu setelah pemeriksaan itu dilakukan dan dokter bilang itu akan diserahkan ke penyidik atau ke Polres Jakarta Selatan," ucap Antonius.
Sebelumnya, Fredy dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramatjati pada Kamis (13/1/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
Fredy sebelumnya ditangkap Polres Jakarta Selatan terkait kepemilikan ganja di Bali pada Desember 2021.
Rekan Fredy, B, menceritakan bahwa Fredy mengeluh sakit di sekujur tubuhnya sebelum meninggal.
B mengetahui hal itu setelah menjenguk Fredy di rumah sakit pada Kamis sore, sebelum Fredy meninggal.
"Ini pengakuan F ya. Aku juga melihat itu luka di kaki kulitnya pecah, jadi menimbulkan bercak darah banyak, kemudian bagian paha," kata B saat dikonfirmasi, Jumat (14/1/2022) malam.
B menduga Fredy dianiaya. Sebab, saat B menjenguknya, Fredy mengaku kerap dipukuli. Namun, B tidak menyebutkan pelaku yang memukul Fredy.
"Jam 4 sore (sebelum meninggal), dia masih sempat ketemu aku. Di situ dia ngadu dia dipukuli. Jadi hampir setiap hari dia dipukuli," ujarnya.
B menjelaskan, Fredy mulanya mendapat penanganan medis di RS Kramatjati pada 10 Januari 2022 karena keluhan sakit di sekujur tubuhnya.
Selama beberapa waktu dirawat, kondisi Fredy membaik dan dikembalikan ke dalam rutan Polres Jakarta Selatan.
"Di Rumah Sakit Polri, dia dikasih obat-obatan sama vitamin dan infus sebentar, habis itu dipulangkan lagi (ke tahanan)," kata B.
Tak lama setelah kembali ke rutan, Fredy kembali mengeluhkan sakit lebam di sekujur tubuh hingga harus kembali mendapatkan perawatan pada 12 Januari 2021.
"Tanggal 12 Januari, dia masuk rumah sakit lagi. Drop lagi. Tadinya mendingan, sudah bisa ngobrol. Kondisi sudah seperti lumpuh, tidak bisa jalan, kami ke sana (RS Polri), kemarin malam sampai dia (meninggal) jam 8 malam," kata B.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, Fredy meninggal dunia di Rumah Sakit Polri karena sakit damam.
"Benar, tahanan satreskoba meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramatjati karena sakit demam," ujar Budhi, Sabtu (15/1/2022).
Budhi menambahkan, sakit demam yang diderita membuat tahanan itu tidak nafsu makan.
Adapun saat ini jenazah Fredy telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke kampung halaman di Medan, Sumatera Utara.
"Dan (Fredy) tidak nafsu makan. Saat ini jenazah sudah diterima keluarga dan dibawa ke kampungnya," ucap Budhi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/19/17233641/jenazah-tahanan-polres-jaksel-yang-tewas-diotopsi-kuasa-hukum-sebut-ada