Salin Artikel

Sopir Sedang Cuti, Kakek 89 Tahun yang Tewas Dikeroyok Pergi Sendiri Tanpa Diketahui Tujuannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Wiyanto Halim (89), lansia yang meninggal dunia karena dikeroyok dan dituduh maling, pergi seorang diri tanpa diketahui tujuannya.

Kuasa Hukum keluarga Freddy Yohanes Patty mengatakan, sedianya almarhum memiliki sopir untuk mengantarnya bepergian. Wiyono tidak pernah keluar sendiri, apalagi pada malam hari.

Namun pada hari naas itu, almarhum pergi seorang diri karena sopirnya tengah cuti bekerja.

"Sepemahaman kami, almarhum tidak pernah keluar malam karena usianya sudah 89 tahun dan beliau punya sopir. Hari itu sopir beliau cuti, tidak masuk kerja," kata Freddy dalam konferensi pers di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022).

Freddy mengatakan, pada sore hari sebelum kejadian, almarhum pergi dari rumahnya di kawasan Jakarta Selatan dengan membawa mobil.

Tidak ada yang mengetahui tujuan kepergian almarhum saat itu. Almarhum tidak kembali ke rumah hingga malam tiba.

"Pihak keluarga menanyakan, ini ke mana? Bingung saling telepon mencari keberadaan beliau. Baru pagi-pagi, dari Polres Jakarta Timur menelepon, menyatakan bahwa almarhum sudah ada di RSCM dan sudah meninggal dunia," kata dia.

Keluarga pun menduga ada aktor dibalik kejadian tersebut.

Freddy menilai, pengeroyokan yang terjadi kepada Wiyanto Halim bukanlah pengeroyokan biasa.

"Buat kami, ini bukan sekedar pengeroyokan biasa. Ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang memang menghendaki hal ini terjadi, ini keyakinan keluarga," ujar Freddy.

Pada kesempatan itu, keluarga melalui kuasa hukum juga meluruskan informasi yang beredar di media sosial.

Pasalnya di media sosial beredar kabar bahwa almarhum Wiyanto Halim mencuri kendaraan sehingga dikejar dan dikeroyok massa.

"Kami ingin meluruskan bahwa cerita yang beredar di media sosial yang menyatakan, almarhun Wiyanto Halim melakukan pencurian kendaraan, kemudian melarikan diri, dikejar-kejar semua itu adalah kebohongan. Mobil yang dikendarai Bapak Wiyanto Halim adalah mobil milik beliau sendiri," ujar dia.

Pihak keluarga mengetahui informasi soal kejadian tersebut dari berbagai media sosial. Ada video yang memperlihatkan kejadian di lokasi, saat Wiyanto dikejar-kejar hingga mobilnya diberhentikan dan korban langsung dikeroyok menggunakan batu, kayu, serta helm.

Kronologi pengeroyokan

Diberitakan, seorang pria lanjut usia tewas usai dikeroyok sejumlah warga di Jalan Pulokambing, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1/2022) dini hari.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan, mobil yang dikendarai oleh korban sempat menyenggol pemotor.

Ia pun diteriaki maling, sehingga warga berbondong-bondong mengejar mobil tersebut dan menghakiminya setelah laju kendaraannya terhenti.

"Informasinya korban sempat nabrak pemotor. Jadi diprovokasiin maling oleh pemotor yang mengejar," ujar Ahsanul, Minggu, dilansir dari Tribunnews.com.

Ahsanul memastikan bahwa sang pengendara mobil bukan maling seperti yang dituduhkan.

"Bukan (maling), itu warga aja salah persepsi. Itu punya dia sendiri kok, sudah kami cek,” imbuhnya.

Seorang saksi mata di lokasi, Kirun (32) mengatakan, massa dengan menggunakan sepeda motor mengejar kendaraan yang dibawa lansia tersebut.

Setelah berhasil menghentikan laju mobilnya, mereka lalu memecahkan kaca mobil dengan balok kayu dan batu.

Mereka kemudian memukuli korban dengan membabi buta.

"Saya lihat di mobil ada gendongan bayi dan tongkat buat jalan. Saya pikir enggak mungkin kakek ini maling. Tapi mereka tetap saja teriak maling-maling," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/24/18270271/sopir-sedang-cuti-kakek-89-tahun-yang-tewas-dikeroyok-pergi-sendiri-tanpa

Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke