JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan saat ini total kasus aktif Covid-19 di Kota Bekasi kini sekitar 5.800. Dari angka tersebut, 10 persen berasal dari klaster sekolah.
"Dari total (sekitar) 5.800 kasus di Bekasi, 10 persennya dari tenaga pendidik dan anak sekolah," kata Tri dikutip dari Kompas TV, Kamis (3/2/2022).
Karena itu ia telah melapor dan berkonsultasi kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk mengambil diskresi terkait PTM 100 persen.
Saat berkonsultasi dengan Gubernur Jawa Barat, Tri pun menyampaikan saat ini terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Bekasi sehingga perlu melakukan pembatasan sosial yang lebih ketat.
Karena itu Pemkot Bekasi memutuskan untuk menghentikan PTM 100 persen untuk menekan penularan Covid-19 yang muncul dari klaster sekolah.
Ia pun mengatakan sebagian besar orang tua siswa setuju dengan penghetian PTM 100 persen karena mereka khawatir anak-anak tertular Covid-19 saat belajar di sekolah.
Terlebih, kata Tri, berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan sedianya Bekasi sudah berstatus daerah dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 lantaran tingginya kasus Covid-19 di sana.
"Banyak orang tua yang beri masukan ke pemerintah soal adanya kekhawatiran anaknya kena Covid-19," tutur Tri.
Sebelumnya diberitakan Pemkot Bekasi menghentikan PTM pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Siswa kembali melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 14 hari, mulai Rabu (2/2/2022).
Dikutip dari Kompas.id, Tri mengatakan, pihaknya telah meminta izin kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menerapkan kembali kebijakan PJJ.
”Beliau (Gubernur) prinsipnya mendukung karena eskalasinya berdasarkan data yang ada, kami terbesar kedua (kasus Covid-19) setelah Kota Depok,” ucap Tri, di Bekasi, Selasa (1/2/2022).
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/03/12441781/plt-wali-kota-sebut-10-persen-dari-kasus-aktif-covid-19-di-bekasi-dari