Isnawa menyampaikan itu dalam rapat Komisi A DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/2/2022).
"Kemudian juga kita mengingatkan kasudin-kasudin kesehatan, dokter-dokter, pasien-pasien yang tingkat ekonominya sangat mampu terkadang mereka memanfaatkan isoter (untuk warga tidak mampu)," kata Isnawa dalam rapat yang disiarkan secara virtual.
Isnawa mengatakan, tempat isoter sebetulnya ditujukan untuk warga kurang mampu.
Sementara itu, pasien dari kelas ekonomi mampu diharapkan bisa melakukan isolasi di tempat berbayar.
"Kita harapkan kan ada beberapa hotel yang bisa berbayar," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua pun meminta BPBD lebih selektif lagi dalam memilih warga yang akan menjalani isolasi di tempat isoter.
Tujuannya untuk mencegah warga dengan kondisi ekonomi mampu menjalani isolasi di tempat isoter untuk warga tidak mampu.
"Udah dapat duit banyak, terus pake lagi uang APBD, bayar kan itu semua. (Tempat isoter) walaupun gratis (bagi warga) kan dibayar pake uang APBD. Jadi harus ada skala prioritas," kata Inggard.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat lebih dari setengah tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan di Jakarta sudah terisi.
Berdasarkan data yang diberikan oleh staf Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) per Minggu (13/2/2022) ada di angka 59 persen.
Sementara itu, tingkat keterisian ruang intensive care unit (ICU) di Ibu Kota yakni 46 persen. Dari total tempat tidur yang disediakan 875, sudah terpakai 402 tempat tidur.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/15/15042651/bpbd-dki-ungkap-ada-orang-kaya-jalani-isolasi-di-tempat-isoter-gratis