Salin Artikel

Tes Covid-19 Dihapus, Warga: Sudah Waktunya Berdampingan dengan Covid-19, asal Patuhi Prokes

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dengan moda transportasi udara, darat, dan laut yang sudah divaksinasi dosis kedua dan vaksinasi booster tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes Covid-19, baik antigen maupun PCR.

Keputusan itu kemudian disambut positif oleh warga. Nazifah (26), warga Slipi, Palmerah, Jakarta Barat mendukung penuh kebijakan tersebut.

Karena pandemi yang tak kunjung usai, ia menilai, sudah saatnya warga hidup berdampingan dengan Covid-19 asal tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Setuju. Karena mau sampai kapan keluar kota harus tes Covid-19, sudah waktunya berdampingan sama virus ini. Yang terpenting tetap patuhi prokes," ujar Nazifah saat dihubungi, Senin (14/3/2022).

Berprofesi sebagai karyawan swasta membuat Nazifah kerap melakukan perjalanan domestik setiap bulannya.

"Perjalanan ke luar kota bisa satu sampai dua kali dalam sebulan. Kalau ke luar pulau Jawa naik pesawat. Tapi kalau masih di pulau Jawa lebih sering naik bus atau kendaraan kantor," jelas dia.

Warga Ciledug, Tangerang bernama Bayu (26) mengaku sangat senang dengan kebijakan dihapuskannya tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan.

Menurut dia, biaya tes Covid-19 yang cukup mahal menjadi salah satu faktor sulitnya warga untuk melakukan mobilitas di tengah pandemi.

"Rencana sih mau pulang kampung menggunakan pesawat dalam waktu dekat, tapi belum tahu pasti tanggalnya," ucap Bayu.

"Bagus sih, Semoga bisa terlaksanakan untuk memudahkan dan menghemat biaya perjalanan. Biaya PCR kan lumayan besar, hampir setengah dari tiket kalau pulang kampung ke Padang (Sumatra Barat) naik pesawat," lanjut dia.

Warga lainnya, Aisyah (26) asal Bekasi menuturkan bahwa dia belum pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Oleh karena itu, ia berencana untuk menggunakan transportasi bus jika ingin bepergian di dalam negeri (domestik).

"Tanggapan terkait itu bagus. Alangkah lebih bagus lagi kalau tidak ada vaksin, semua normal seperti dulu," pungkas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/14/12013391/tes-covid-19-dihapus-warga-sudah-waktunya-berdampingan-dengan-covid-19

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke