TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Di awal pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2.
Karena itu, mobilitas warga kala itu berubah seketika, dari yang sebelumnya bebas menjadi agak terhambat.
Tampaknya, berdiam diri di rumah saja membuat sebagian orang merasa bosan dan mencoba mencari ide kegiatan baru.
Salah satunya mengubah selokan menjadi kolam ikan, seperti yang berada di Kompleks Puri Pamulang, Tangerang Selatan.
Mirip di Jepang
Selokan di Puri Pamulang diubah menjadi kolam ikan yang unik.
Tampak berbagai jenis ikan di dalamnya menjadi daya tarik bagi warga sekitar untuk berkunjung dan melepas penat hingga memberi makan.
Seorang warga Bambu Apus bernama Dea (34) mengaku tertarik untuk berkunjung karena penasaran melihat selokan yang bersih dan terawat.
"Mirip kolam ikan di Jepang. Pemanfaatan selokan akhirnya dibuat bersih begini, dibuat kolam ikan. Kan di Jawa juga ada, waktu itu pernah viral juga," ujar dia saat ditemui, Jumat (25/3/2022).
Menurut Dea, nongkrong di selokan Puri Pamulang seperti berwisata saat sore hari karena banyaknya warga yang berdatangan.
Ketika awal pandemi Covid-19, beberapa kebijakan pemerintah diterapkan. Salah satunya menutup pusat keramaian seperti mal untuk menghindari penularan virus SARS-CoV-2.
Dea bersama anaknya biasa menghabiskan waktu untuk "cuci mata" di selokan ikan Puri Pamulang.
"Pas lewat, lihat ikan terus selokannya bersih. Biasanya lihat begini tuh adanya di mal kayak BxChange," ujar Dea.
"Karena pandemi enggak berani ke mal, jadi ke sini saja. Kalau ke sini gratis, paling beli makanan ikan saja, harganya Rp 2.000 per bungkus," lanjut dia.
Tak hanya itu, pengunjung juga tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis untuk melihat selokan ikan.
"Ini obyek wisata yang murah meriah. Sering ke sini bawa anak, biar anteng dia, daripada di rumah," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, terdapat kotak kejujuran yang berisi makanan ikan di dalamnya.
Kotak kejujuran tersebut ditempeli kertas dengan tulisan Rp 2.000. Artinya, bagi pengunjung yang hendak memberi makan ikan, dipersilakan mengambil sendiri bungkusan pakan di kotak dan kemudian membayarnya.
Hiburan bagi anak-anak
Pola sosialisasi selama awal pandemi yang mengharuskan warga agar dirumah saja membuat interaksi menjadi terbatas.
Sehingga, warga lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan media massa seperti televisi dan ponsel dibandingkan ke luar rumah untuk berinteraksi dengan sesama.
Dea mengaku khawatir karena anaknya lebih banyak bermain gadget ketimbang melakukan aktivitas lain selama pandemi.
"Mungkin karena pengalihan daripada dia (anak) harus main gadget, jadi sisihin uang jajannya buat ngasih makan ikan," kata Dea.
"Semenjak pandemi dia (anak) aktif main HP, jadi pengalihan biar langsung berbaur dengan alam, langsung ngasih makan ikan saja di sini," lanjut dia.
Dea mengaku mengetahui adanya kolam ikan di sini secara tidak sengaja. Sekitar dua tahun yang lalu, ketika ia sedang lewat, ia melihat ada banyak ikan di selokan.
Namun, ikan yang ada saat ini sudah jauh lebih banyak dibandingkan saat pertama Dea berkunjung.
Warga setempat, Dita (29), menuturkan bahwa selokan ikan tersebut dibuat di masa pandemi Covid-19, pada 2020 lalu.
"Semenjak Covid-19, tadinya warga sini melihara ikan sedikit-sedikit, eh lama-lama orang pada resep (senang), anak-anak pada resep lihat ikan," ujar Dita.
"Bagus orang-orang pada ngelihat ikan, ide bagus. Setiap hari ke sini setiap sore. Habis ashar, habis makan sama mandi ke sini bawa anak," lanjut dia.
Anak Dita selalu mengajaknya untuk nongkrong setiap sore ke selokan ikan.
Menurut dia, saat akhir pekan pada Minggu sore bahkan pengunjung membeludak. Ia menilai hal itu karena warga tengah menikmati hari libur bersama keluarga ke selokan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/26/11371701/selokan-ikan-di-pamulang-obyek-wisata-murah-meriah-yang-jadi-tongkrongan