JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pencopotan M Taufik dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta tak akan memengaruhi perolehan suara Partai Gerindra di Pemilu 2024.
Pasalnya, menurut Pangi, besarnya perolehan suara Gerindra di DKI lebih dipengaruhi kuatnya faktor pencalonan sang ketua umum, yakni Prabowo Subianto, sebagai calon presiden di Pemilu 2019.
Dengan demikian, menurut Pangi, faktor kinerja pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI tak seberapa besar bila dibandingkan dengan efek pencalonan Prabowo dalam mengatrol suara di Pemilu.
"Kan Prabowo effect ya. Pengaruh coattail effect-nya Prabowo besar. Jadi tidak serta merta perolehan kursi di DPRD DKI itu karena hasil kerja keras DPD atau pengurus Gerindra di DKI Jakarta. Hipotesisnya begitu," kata Pangi saat dihubungi, Senin (4/4/2022).
Kendati demikian, Pangi menilai pencopotan Taufik dari kursi Pimpinan DPRD DKI tetap membawa efek negatif bagi partai besutan Prabowo Subianto itu.
Pasalnya, Taufik merupakan dedengkot Partai Gerindra di Jakarta yang berjasa besar dalam membangun infrastruktur partai di ibu kota.
Pangi mengatakan, pencopotan tersebut tentunya akan memunculkan konflik antara Taufik dan Gerindra. Konflik tersebut pun bisa bermuara pada hengkangnya Taufik dari Gerindra.
Hal itu sangat disayangkan jika terjadi, karena Gerindra akan kehilangan kadernya yang sangat loyal. Pencopotan Taufik dari kursi Pimpinan DPRD DKI pun akan menjadi preseden buruk bagi Gerindra, khususnya terhadap para kader yang sudah loyal sejak lama.
Para kader partai yang loyal pun sewaktu-waktu bisa mengalami nasib yang sama dengan Taufik hanya karena perbedaan pandangan.
"Yang saya khawatirkan ke depan banyak orang yang sudah bekerja keras, berdarah-darah di partai, yang mengikuti jenjang kaderisasi dari bawah, yang berjuang dari bawah, tiba-tiba dicopot," lanjut Pangi.
Sebelumnya, Partai Gerindra mencopot M Taufik dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI. Taufik pun menduga dirinya dicopot dari jabatan Wakil Ketua Dewan oleh Partai Gerindra karena ia pernah mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi presiden.
Harapan tersebut Taufik lontarkan saat menghadiri acara pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya pada 6 Februari 2022 lalu.
Politisi Partai Gerindra itu menyayangkan jika benar pemecatan dirinya didasarkan pada doa yang pernah ia ucapkan untuk Anies. Anies sendiri tidak memiliki afiliasi kepada partai politik apapun.
"Masa doa saja enggak boleh," kata Taufik saat dihubungi, Jumat (1/4/2022).
Ia mengaku belum bisa memastikan alasan pencopotan tersebut karena belum memegang surat resmi pencopotan dari Gerindra.
"Saya enggak paham alasan (pasti) kenapa diganti, tapi yang jelas bahwa penggantian itu saya anggap biasa saja, wajar-wajar saja," imbuh Taufik.
Taufik mengatakan, kabar mengenai pencopotan dirinya dari jabatan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta disampaikan oleh Riza Patria yang juga merupakan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.
Taufik juga menyebutkan bahwa calon kuat penggantinya sebagai Wakil Ketua DPRD adalah Ketua Fraksi Gerindra di DPRD DKI Rani Mauliani.
"Yang saya dengar sih (penggantinya adalah) Ketua Fraksi, bu Rani," ucap Taufik.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/04/15134101/pengamat-sebut-pencopotan-m-taufik-dari-pimpinan-dprd-tak-akan-pengaruhi