Peristiwa itu bermula saat aksi yang digelar Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dibubarkan sekitar pukul 15.30 WIB, setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan tiga wakil ketua DPR RI menemui massa aksi.
Tak berapa lama, suasana yang tadinya kondusif tiba-tiba menjadi ricuh di sisi barat.
Bersamaan dengan masuknya Kapolri dan tiga wakil rakyat, hampir semua aparat kepolisian turut masuk ke dalam kompleks DPR RI.
Aksi saling lempar botol minuman kemudian terjadi.
Massa yang mengenakan jas almamater mahasiswa mundur ke arah timur, sedangkan sekelompok pemuda berpakaian bebas terlihat melempar-lemparkan benda.
Pukul 15.39 WIB, sebuah ban dibakar di depan gerbang DPR RI. Tak jauh dari sana, ada orang berkerumun seperti sedang berselisih.
Berdasarkan pantauan Kompas.com saat itu, terlihat beberapa orang sedang melerai seorang pria yang berselisih, tetapi berujung perkelahian.
Di belakang pria itu, terlihat Ade Armando sudah terkapar tak berdaya di aspal. Tubuhnya berdarah.
Pakaiannya sudah dilucuti. Dia hanya memakai celana dalam dan baju yang sedikit robek.
Meski sudah tak berdaya, Ade Armando terlihat masih diinjak sejumlah orang.
Di saat yang bersamaan, beberapa orang menghalau orang-orang tersebut mengeroyok Ade Armando.
"Udah, udah, ini polisi!" teriak orang yang menghalau tersebut.
Saat Kompas.com menemui petugas di dekat pintu posko dan berusaha mengabarinya bahwa ada korban, petugas itu mengangguk dan mengatakan tengah mempersiapkan pasukan.
Tak berapa lama, polisi keluar dari posko dan menuju lokasi korban.
Di saat yang bersamaan, gas air mata ditembakkan. Massa membalas dengan melemparkan botol-botol air mineral dan benda-benda lainnya ke udara.
Massa pun mundur, terpecah. Sebagian besar terlihat mengarah ke timur sembari mengolesi pipi dengan pasta gigi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/11/16515751/kronologi-ade-armando-dikeroyok-dalam-aksi-demo-di-gedung-dpr-diinjak-dan