Kepala Polres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Komarudin berujar, berdasarkan penggeledahan kepada 86 remaja itu, pihaknya tak menemukan senjata tajam (sajam) ataupun barang berbahaya.
"Sementara belum, masih kami lakukan penggeledahan, kami periksa satu per satu," ujarnya saat ditemui di Mapolres Metro Tangerang Kota, Senin.
Sejauh ini, benda yang diamankan dari para remaja tersebut adalah bendara merah putih yang telah kusut serta bendera sekolah.
"Yang kami amankan atribut bendera merah putih, atribut yang di krucel-krucel gitu, diuntel-untel (kusut)," ungkap Komarudin.
"Kemudian bendera-bendera sekolah yang mereka buat masing-masing, itu yang kami amankan. Identik sekali dengan benda-benda aksi massa di mana pun itu," sambungnya.
Sementara itu, dari total 86 remaja yang diamankan, 26 di antaranya merupakan pelajar dari Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
"(Dari remaja yang diamankan), sementara tertinggi dari Teluknaga sampai dengan 26 anak sekolah," papar Komarudin.
Adapun 86 remaja yang diamankan itu terdiri dari pelajar dan bukan pelajar.
Sementara itu, unjuk rasa yang digelar di depan gedung DPR/MPR berakhir ricuh.
Aksi saling dorong dan melempar botol terjadi usai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Sufmi Dasco, dan Lodewijk pergi meninggalkan massa aksi.
Salah satu korban dari kericuhan sore ini adalah pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia Ade Armando.
Ade diduga menjadi korban pengeroyokan saat massa ricuh dan saling dorong hingga melempar botol ke arah petugas kepolisian.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/11/20200141/polres-tangerang-tak-temukan-sajam-dari-86-remaja-yang-diamankan-karena