Untuk diketahui, untuk dapat mengajar murid-muridnya secara bergantian, Iskandar menyewa lahan kosong untuk dibangun majelis sebesar Rp 15 juta per tahun.
Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin memberikan bantuan berupa uang tunai kepada Iskandar pada Kamis (14/4/2022) ini.
Munjirin mengatakan, bantuan uang tunai tersebut diberikan untuk memperpanjang sewa lahan yang saat ini digunakan Iskandar sebagai tempat mengajar.
"Bantuan kontrak untuk satu tahun sudah saya sampaikan ke Ustaz Iskandar. Tidak jadi minggu depan, (tetapi diberikan) hari ini," ujar Munjirin saat dikonfirmasi, Kamis.
Munjirin berharap sosok Iskandar, yang mendidik anak-anak dalam urusan agama tanpa pamrih, bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.
"(Murid yang tak kuat bayar) semua gratis dan dibiayai dari hasil Ustaz Iskandar berjualan nasi goreng dan kwetiau. Saya berharap akan banyak lahir sosok-sosok seperti Ustaz Iskandar di Jakarta Selatan," kata Munjirin.
"Saya mengajak kepada para dermawan untuk bisa membantu, di mana tempat belajar (Iskandar) sekarang masih ngontrak agar bisa miliki tempat sendiri," ucap Munjirin.
Membangun tempat mengaji dengan berutang
Iskandar mulai mengajar mengaji pada 2003, tepat saat ia menginjakkan kaki di wilayah Lebak Bulus. Saat itu ia dan sang istri belum dikaruniai anak.
"Saat itu saya melihat jarang sekali guru ngaji. Saya perhatikan, akhirnya saya bilang sama ibu-ibu, 'Ntar tolong ibu, anak-anak di suruh ngaji'," kata Iskandar, Senin lalu.
Saat itu, Iskandar memanfaatkan ruang tamu kontrakan sebagai tempat untuk mengajar.
Tak terasa, waktu terus berlalu, hari berganti minggu, anak-anak yang belajar mengaji terus bertambah.
Tempat Iskandar mengajar tak muat lagi menampung murid-muridnya. Kala itu ia pernah mengajukan untuk mengajar di masjid terdekat, tetapi tidak diperkenankan dengan suatu alasan.
"Saya ingat sampai 2004, tepat kejadian tsunami di Aceh, itu murid saya sudah hampir 50. Akhirnya saya dapat uang Rp 1 juta buat sewa lahan di Jalan H Gandun," ucap Iskandar.
Lahan kosong yang disewa Iskandar itu seluas 250 meter persegi. Di lahan tersebut, ia kemudian membangun tempat mengaji dengan bangunan semipermanen.
Saat itu, Iskandar meminjam uang Rp 1,5 juta untuk membeli kayu. Namun, uang itu tak cukup untuk mendirikan bangunan, sehingga ia berutang ke toko bangunan hingga mencapai Rp 4,5 juta.
"Saat itu (tempat mengajar mengaji) cuma kerangka saja, asbes dan tripleks. Seiring berjalannya waktu, banyak yang membantu, akhirnya 2009 bangunan sempurna, saya rekrut para guru," kata Iskandar.
Tahun 2009, Iskandar menjadikan tempat mengajarnya sebagai yayasan dan mendaftarkannya sebagai madrasah diniyah.
"Tapi sampai pada akhirnya tanah itu mau dijual dan saya pindah tahun 2017. Saya bongkar sendiri, memanfaatkan kayu dan barang lainnya itu untuk bangun di sini," kata Iskandar.
Tempat mengajar yang dibangun dari kayu di tempat lama itu tak lain adalah tempat Iskandar mengajar saat ini di Jalan H Irin, Lebak Bulus.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/14/17272331/pernah-bangun-majelis-dengan-berutang-kini-guru-ngaji-iskandarsyah-dapat