BEKASI, KOMPAS.com - Selesai sudah pelarian Wahyu Suhada (35), satu dari empat pelaku rekayasa kasus tabrakan motor di Inspeksi Kalimalang, Jalan Hegarmukti, Desa Muspika Sari, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.
Wahyu, dalang di balik skenario kasus rekayasa tabrakan antara sepeda motor dengan mobil Fortuner, akhirnya menyerahkan diri ke polisi setelah buron sejak Sabtu (4/6/2022) lalu.
Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan kepada Kompas.com menjelaskan, bahwa Wahyu resmi menyerahkan dirinya ke polisi pada Kamis (9/6/2022).
"Iya, sudah menyerahkan diri dan sedang diperiksa di Polsek Cikarang Pusat jam 16.00 WIB tadi," ujar Gidion, Kamis.
Kerap berpindah-pindah selama buron
Gidion menuturkan bahwa Wahyu selalu berpindah-pindah tempat persembunyian selama pelariannya. Ia kabur dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
"Iya, mobile (berpindah-pindah) sih dia. Tapi nanti kita cek lagi," lanjut Gidion.
Meski begitu, Gidion belum dapat merinci bagaimana Wahyu melarikan diri dan ke mana saja saat itu.
"Sedang dimintai keterangan. Mohon waktu biar diperiksa dulu, ya," pungkas Gidion.
Sandiwara palsu demi klaim asuransi Rp 3 miliar
Wahyu Suhada bersama dengan tiga rekannya, yakni Abdul Mulki (37), Dena Surya (25), dan Asep Riak (35), mereka membuat sandiwara seolah-olah mereka mengalami kecelakaan lalu lintas.
Sandiwara kecelakaan itu disusun sedemikian rupa, untuk mendapatkan uang sebesar Rp 3 miliar sebagai klaim asuransi jiwa.
Wahyu, yang merupakan otak dibalik kejadian palsu tersebut, menyusun skenario kalau dirinya ditabrak oleh mobil Fortuner saat mengendarai sepeda motor dan hilang terseret arus di Sungai Kalimalang.
Sandiwara mereka mulanya berjalan lancar. Mulki, yang saat itu membonceng Wahyu, menceburkan dirinya ke sungai Kalimalang, sedangkan Wahyu, pindah dari motor dan kabur menggunakan mobil.
Dua saksi sekaligus tersangka lain, berbagi peran. Mereka melapor polisi. Laporan mereka diterima. Polisi bersama dengan pihak gabungan dan relawan lainnya terjun mencari keberadaan Wahyu.
Kecurigaan polisi
Setelah menerima laporan dan tak kunjung menemukan jasad Wahyu, timbul rasa kecurigaan atas laporan para saksi.
Polisi mendalami keterangan mereka dan menemukan fakta bahwa kejadian laka lantas yang mereka laporkan, merupakan kejadian fiktif dan karangan mereka sendiri.
"Dari hasil penyelidikan, baik secara saintifik dan data-data lapangan, polisi menyimpulkan bahwa kejadian kemarin merupakan kejadian yang direkayasa dan diinisiasi oleh Wahyu," ungkap Gidion.
Ia turut memastikan, bahwa Wahyu, yang dicari oleh tim gabungan karena sempat dinyatakan hanyut oleh saksi, masih hidup.
"Sampai dengan hari Minggu, tanggal 5 Juni, Wahyu masih hidup dan berada di satu tempat, hanya belum ketahuan dimana tempatnya," lanjut Gidion.
Kekecewaan tim pencari gabungan
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi merasa kecewa dengan perilaku para pelaku pembuat laporan palsu di Sungai Kalimalang.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi Muhammad Said bahkan mengatakan bahwa para pelaku merupakan orang yang tidak memiliki hati nurani.
"Sangat disayangkan dan mengecewakan bagi kami. Saya anggap tidak memiliki hati nurani, dan ngerjain kepolisian, Basarnas, komunitas-komunitas relawan yang berhari-hari melakukan pencarian," ujar Said.
Said mengungkapkan, sejumlah pihak yang mencari keberadaan Wahyu, bahkan sempat melakukan pencarian hingga 7 kilometer dengan 10 perahu yang turut dikerahkan.
Selain itu, petugas gabungan bahkan menerjunkan 50 personel untuk mencari keberadaan Wahyu, yang ternyata merupakan tersangka sekaligus dalang dibalik laporan palsu yang sudah dibuat.
"Kemarin sampai 6-7 kilometer kami melakukan penyisiran ke arah Kota Bekasi, itu ada 7-10 perahu yang kita kerahkan," ungkap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/10/08050451/sebelum-menyerahkan-diri-dalang-sandiwara-tabrakan-dan-tenggelam-di