Salin Artikel

Cerita di Balik Sepasang Mahasiswa yang Hendak Kubur Bayi di TPU Tanah Kusir, Polisi: Bukan Kepergok Nguburin Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir didatangi sepasang muda-mudi yang ingin menguburkan jenazah bayi mereka, pada Rabu (6/7/2022).

Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Ali Barokah mengatakan, pasangan itu bukan tepergok menguburkan bayi dengan tangan mereka sendiri. Melainkan, keduanya bertanya kepada petugas setempat.

"Orangtua bayi memang niat menguburkan (jenazah) bayi, tapi enggak menguburkan sendiri. Mereka bertanya ke petugas di sana (bahwa ingin menguburkan jenazah). Tapi saat ditanya surat kematian, mereka tidak bisa menunjukkan," kata Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Ali Barokah saat dihubungi, Jumat (8/7/2022).

Lantaran orangtua bayi tidak bisa menunjukan surat kematian jenazah bayi tersebut, petugas pun menaruh curiga. Petugas kemudian melaporkan kejadian ini ke kepolisian setempat.

"Petugas curiga dan melaporkan ke Polsek Kebayoran Lama. Lalu kedua ditanya-tanya dan dicurigai bahwa kematian bayi tidak wajar. Lalu kasus dilimpahkan ke sini," imbuh Ali.

Kepada polisi, ibu bayi, sebut saja Bunga (23) mengaku melahirkan bayi tersebut di kediamannya di sebuah rumah susun di Jakarta Barat.

Bayi hasil buah cintanya bersama sang kekasih yang juga masih mahasiswa tersebut, lahir dengan normal tanpa bantuan profesional pada Selasa (5/7/2022) malam.

"Dari keterangan ibu bayi, bayi dilahirkan masih hidup. Polisi juga diperlihatkan video bayi yang masih ada tangisan," kata Ali.

Beberapa jam setelah melahirkan, lanjut Ali, Bunga pun berangkat menuju kediaman seorang tukang urut di kawasan Jakarta Utara, ditemani adik kandungnya.

Bunga mengaku berencana menitipkan bayinya untuk dirawat sementara waktu. Sebab, keesokannya, Bunga harus mengikuti ujian skripsi di kampusnya.

"Naik sepeda motor, dia berangkat ke tukang urut mau menitipkan bayi agar dirawat sementara oleh tukang urut selagi dia ke kampus," kata Ali.

Namun, setibanya di sana, tukang urut tersebut enggan merawat bayi itu. Sebab, saat tiba, bayi sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

"Setibanya di tukang urut, katanya bayi sudah meninggal, tukang urut tidak mau menerima," jelas Ali.

Kalut bayinya sudah meninggal dan terhimpit keadaan harus mengikuti ujian skripsi di pagi hari, Bunga pun berencana menguburkan bayinya sepulang dari kampus.

Jenazah bayi beserta ari-arinya, dibawa menggunakan tas kuliah berwarna hitam, ke kampus.

"Mungkin ibu ini drop atau kalut. Akhirnya terpaksa menaruh bayi di dalam tas lalu berangkat ke kampus kemudian ke TPU," duga Ali.

Setelahnya, Bunga pun membuat janji dengan kekasihnya untuk pergi ke TPU Tanah Kusir pada Rabu pukul 18.00 WIB. Alih-alih menguburkan bayinya, keduanya gagal dan justru dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Ali mengatakan, kondisi Bunga disebut dalam keadaan sangat lemah. Setelah diamankan, Bunga pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dirawat.

"Kondisi ibu bayi drop banget, kondisinya kemarin lemah sekali. Mungkin karena habis lahiran dan stres. Jadi sekarang dalam perawatan di RS Polri. Kalau bapaknya, kami amankan di komando untuk dimintai keterangan," pungkas dia.

Sejauh ini, kata Ali, polisi belum memasukan unsur pidana pada keduanya. Keduanya pun masih berstatus saksi, meski dalam pengamanan polisi.

"Terkait dia (bunga) melahirkan sendiri, lalu jenazah bayi dibawa ke kampus, memang ini seolah-olah ada pembiaran atau menelantarkan. Indikasi pidananya baru itu. Tapi dipertegas lagi, untuk tindakan secara sengaja membunuh bayi, belum ada," jelas Adi.

Ali menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan sementara, Bunga mengaku tidak berniat membuang bayi tersebut. Polisi pun masih mendalami kasus ini sembari menunggu hasil visum kematian bayi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/08/11244811/cerita-di-balik-sepasang-mahasiswa-yang-hendak-kubur-bayi-di-tpu-tanah

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke