Iang (26) salah satu korban kebakaran menceritakan, awalnya ia melihat api muncul dari sebuah rumah kontrakan kosong yang berada tepat di depan rumahnya.
"Jadi rumah ini dulunya kontrakan dua lantai, semi permanen atasnya kayu tripleks. Sudah lama kosong, bertahun-tahun," kata Iang di lokasi kebakaran, Selasa.
Saat kejadian, Iang yang sedang beristirahat, mendengar suara percikan api beberapa kali. Namun, ia menduga suara itu merupakan suara yang dibuat manusia.
"Tiga kali saya tengok, enggak ada orang. Tiba-tiba, ada yang teriak kebakaran. Saya keluar rumah, api sudah gede banget di situ," kata Iang, menunjuk ke arah lantai dua kontrakan yang sudah rata dengan tanah.
Saat keluar rumah, Iang melihat api sudah membumbung tinggi tepat di hadapannya.
"Pas buka pintu, api sudah gede bergumul, sudah kayak air ngegolak (mendidih). Tiba-tiba tambah gede," kenang Iang.
Iang pun langsung berteriak untuk mengingatkan 12 anggota keluarga lainnya. Keluarganya kemudian lari menyelamatkan diri ke depan gang, tepat sebelum api menjalar.
"Enggak lama, api itu makin gede ke arah rumah saya. Tapi tiba-tiba api berbelok ke kanan, ke arah belakang kampung, menyambar semua yang di belakang," kata Iang.
Selain keluarga Iang, warga lainnya juga langsung melarikan diri, bergerak ke arah belakang perkampungan untuk menghindari sumber api yang berada hampir di depan gang.
Beruntung, 300 orang berhasil selamat, meskipun 3 warga mengalami luka ringan saat berusaha menyelamatkan diri.
Sementara, api menyambar hingga ke 48 bangunan rumah yang terletak di dua lingkup rukun tetangga dengan luas area 900 meter persegi.
Untuk memadamkan api, sebanyak 24 unit kendaraan pemadam beserta 120 personel dikerahkan ke lokasi kebakaran.
Proses pemadaman secara keseluruhan memakan waktu hingga lebih dari 3 jam.
Saat ini, 300 korban kebakaran telah mengungsi di Kantor Kelurahan Jembatan Lima, Tambora. Korban pun telah mendapat sejumlah bantuan pangan dan sandang hingga 7 hari ke depan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/26/21185131/cerita-warga-lihat-api-besar-bergumul-di-kontrakan-wilayah-tambora-dan