Salin Artikel

Kilas Balik Pengeroyokan Ade Armando, Diserang saat Sedang Bikin Konten Media Sosial

JAKARTA, KOMPAS.com - Pegiat media sosial sekaligus akademisi Ade Armando hadir sebagai saksi dalam sidang kasus pengeroyokan, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).

Sidang tersebut membahas pembuktian dari jaksa penuntut umum. Ada enam pelaku didakwa melakukan kekerasan secara bersama-sama terhadap Ade.

Pengeroyokan terhadap dosen Universitas Indonesia itu terjadi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta Pusat pada 11 April 2022, pukul 15.00 WIB.

Ade dikeroyok saat aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin (11/4/2022). Aksi tersebut digelar oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan bubar sekitar pukul 15.30 WIB.

Ketika itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan tiga wakil ketua DPR baru saja menemui massa aksi.

Tak berapa lama, suasana yang tadinya kondusif tiba-tiba menjadi ricuh di sisi barat. Aksi saling lempar botol minuman kemudian terjadi.

Tak jauh dari sana, ada orang berkerumun seperti sedang berselisih. Beberapa orang sedang melerai seorang pria yang berselisih, tetapi berujung perkelahian.

Di belakang pria itu, terlihat Ade sudah terkapar tak berdaya. Tubuh Ade berdarah dan pakaiannya telah dilucuti.

Diserang saat Sedang Membuat Konten Media Sosial

Mulanya Ade bersama empat orang rekannya datang ke depan Gedung DPR/MPR RI, lokasi unjuk rasa mahasiswa, pada 11 April 2022 sekitar pukul 13.00 WIB.

Ade mengaku datang untuk melakukan peliputan terhadap aksi unjuk rasa dan mengajarkan tentang cara peliputan yang baik kepada dua rekannya sekaligus membuat konten media sosial.

Menurut Ade, semua berjalan baik-baik saja sampai pukul 15.00 WIB saat unjuk rasa mulai berakhir. Tak lama kemudian, ketegangan antara pihak kepolisian keamanan dengan para demonstran.

"Sehingga ada aksi saling dorong," ujar Ade, dalam persidangan yang digelar pada Rabu (27/7/2022).

Setelah unjuk rasa mahasiswa selesai, kata Ade, ia bersama dengan empat rekannya bergegas menuju mobil meninggalkan lokasi.

Kemudian, ada seorang ibu-ibu yang mengajak Ade Armando mengobrol. Ade sendiri tak terlalu jelas ucapan ibu-ibu itu.

"Pokoknya dia menyebut kata Padang, saya jawab 'maksud ibu apa?' Kemudian dia bergerak meninggalkan saya," ucap Ade.

Tak berselang lama, Ade mulai merasakan ada orang yang memukul dia saat ia berbalik badan. Namun, tiba-tiba serangan itu datang bertubi-tubi.

"Mula-mula ke kepala saya dari belakang. Kemudian ke muka saya. Kemudian saya terhuyung, jatuh. Saya ditendang berulang-ulang," sambung dia.

Tak hanya dipukuli, Ade mengaku pakaiannya sempat dilucuti hingga ada anggota kepolisian yang mengamankan.

Saat ditanya oleh jaksa terkait alasan pemukulan, Ade mengaku tidak tahu.

"Yang saya ingat setelah ibu-ibu (memanggilnya), ada teriakan 'ini Ade Armando, ini Ade Armando keroyok, keroyok'" tutur dia.

Ade pun terkapar tak berdaya. Tubuh Ade berdarah dan pakaiannya telah dilucuti.

Atas pengeroyokan tersebut, setidaknya ada enam orang yang didakwa melakukan kekerasan secara bersama-sama terhadap Ade Armando pada aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR RI pada 11 April 2022.

Enam itu adalah Marcos Iswan bin M Ramli, Komar bin Rajum, Abdul Latif bin Ajidin, Al Fikri Hidayatullah bin Djulio Widodo, Dhia Ul Haq bin alm Ikhwan Ali, dan Muhammad Bagja bin Beny Burhan.

Perkara tersebut dicatat pada nomor 368/Pid.B/2022/PN Jkt.Pst dengan klasifikasi perkara yakni pengeroyokan yang menyebabkan luka ringan dan luka berat.

Akibat perbuatan mereka, keenam orang tersebut didakwa melanggar Pasal 170 Ayat (2) ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan primair dan Pasal 170 Ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan subsidair.

Dosen Universitas Indonesia itu mengaku mengalami trauma pasca-pengeroyokan, terlebih saat dia harus berada di ruang publik.

"Saya masih punya perasaan kerisauan kalau berada di ruang publik," ujar Ade.

Menurut Ade, perasaan trauma itu terus mengganggunya ketika bepergian dan bertemu banyak orang.

"Saya tidak membayangkan di sebuah ruangan seperti itu (ruang publik) di mana ada begitu banyak orang, terjadi pengeroyokan seperti itu," katanya.

Ade sempat dirawat di sana setelah insiden pengeroyokan. Jaksa mengungkapkan, Ade mengalami luka robek pada bagian kepala, luka memar dan bengkak di wajah.

Selain itu, juga ada lecet di daerah kelopak mata kanan. Jaksa juga menyebutkan ada luka memar di lengan tangan kanan dan kiri, tungkai bawah kanan dan kiri serta kaki kiri yang dialami Ade Armando.

Ade juga mengalami cedera kepala dengan gambaran pendarahan bawah selaput keras dan lunak otak.

"Lalu, memar jaringan otak yang berlokasi di otak bagian depan sebelah kanan dan otak bagian belakang terutama sebelah kanan akibat bersentuhan dengan benda tumpul," tutur jaksa.

(Penulis: Reza Agustian)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/28/11222861/kilas-balik-pengeroyokan-ade-armando-diserang-saat-sedang-bikin-konten

Terkini Lainnya

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke