Salin Artikel

Sebut Timbunan Sembako di Depok Bukan dari Mereka, Kemensos: Tak Ada Tulisan "Bantuan Presiden dari Kemensos"

DEPOK, KOMPAS.com - Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) Dadang Iskandar menyebutkan, sembako bantuan sosial (bansos) presiden yang ditimbun di lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, diduga bukan dari Kemensos.

Sebagai informasi, sembako bantuan presiden yang ditimbun itu terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur.

Dadang menjelaskan, bansos yang disediakan melalui Kemensos tidak ada sembako berupa telur dan tepung.

"Di sini katanya ada telur juga dan tepung. Nah kalau Kemensos itu tidak ada bantuan dalam bentuk telur dan tepung," kata Dadang kepada wartawan saat mengecek timbunan sembako bansos presiden di Lapangan KSU, Selasa (2/8/2022).

"Kalau bantuan yang lain kayak minyak, tapi di luar telur," tambah dia.

Dadang mengatakan, penyaluran bansos dari Kemensos terdapat enam tahap. Di tahap dua dan empat, Kemensos menyalurkan beras yang menyasar 1,9 juta penerima.

"Tahap kedua dan empat itu beras sebanyak 25 kilogram yg diperuntukan untuk Jabodetabek, untuk 1,9 juta penerima manfaat. Itu saja," kata Dadang.

Namun, beras yang ditimbun itu disebut-sebut diperuntukkan untuk wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain itu, kata Dadang, kemasan beras bansos presiden yang ditimbun tersebut itu terlampir harga eceran tertinggi (HET). Sedangkan, dari Kemensos tak ada HET-nya.

"Itu (di kemasan beras bansos presiden yang ditimbun) memiliki HET harga eceran tertinggi. Tapi untuk bantuan dari Kemensos itu tidam ada tulisannya ya," tegas dia.

Dadang menambahkan, bansos presiden yang disalurkan Bulog melalui dana Kemensos itu berlabel khusus. Akan tetapi, di kemasan berat itu tak ada label dari Kemensos.

"Kalau lihat dari kemasannya sama, tapi seinget saya zaman pak menteri Juliari, itu berlabel 'Bantuan Presiden melalui Kemensos', itu cirinya," kata Dadang.

"Diduga bukan dari Kemensos. Jadi memang sama kemasannya, tapi tidak ada tulisannya," tambah dia.

Sebelumnya diberitakan, beredar video yang memperlihatkan sembako Bansos Presiden ditimbun di sebuah Lapangan KSU, kawasan Sukmajaya, Depok.

Penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan jasa pengiriman logistik JNE.

Saat ditemukan pada Jumat (29/7/2022) lalu, sembako bantuan presiden itu terkubur di kedalaman tiga meter.

Lapangan KSU tempat penemuan sembako itu memang biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE.

Lokasi Gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.

Berdasarkan pantauan di lokasi, tumpukan sembako bantuan presiden ini telah ditutup terpal berwarna biru.

Garis polisi pun telah terpasang di lokasi kejadian, dan beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah.

Bau busuk menyengat pun tercium. Tampak sembako bantuan presiden ini telah membusuk hingga berjamur.

Menanggapi temuan tersebut, VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi mengatakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan JNE Express atas ditemukannya sejumlah paket bantuan sosial dari presiden di lahan tersebut.

Menurut dia, Bansos yang ditimbun dan dikubur di lahan tersebut adalah sembako bantuan presiden yang sudah dalam kondisi rusak.

"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangannya.

Eri tak menjelaskan lebih jauh kapan penguburan bantuan sembako presiden itu dilakukan.

Dia hanya menegaskan bahwa JNE Express berkomitmen untuk mengikuti segala prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku apabila diperlukan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/02/18115461/sebut-timbunan-sembako-di-depok-bukan-dari-mereka-kemensos-tak-ada

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke